Liputan6.com, Jakarta - Tim Transisi Jokowi-JK meyakini Pertamina Energy Trading Limited atau Petral sebagai salah satu sumber masalah energi di Indonesia. Berkembang wacana untuk pembekuan Petral. Namun, hal itu baru akan dilakukan setelah lembaga itu diaudit.
"Muncullah gagasan di situ bahwa diperlukan suatu audit, jadi tema sentralnya sebenarnya adalah audit Migas, di dalam audit itu bahwa sekiranya memerlukan implikasi untuk memberhentikan sementara sebelum kemudian diaktifkan kembali," terang Deputi Tim Transisi Hasto Kristiyanto di Jakarta, Selasa (23/9/2014).
Hasto mengatakan audit tersebut dibutuhkan untuk melihat apakah sektor energi di Indonesia sudah berjalan sesuai prinsip keadilan dan konstitusi. Ia menegaskan sikap Tim Transisi pada wacana pembekuan Petral masih kajian semata.
"Terhadap usulan tersebut, apa sikap transisi yakni melakukan kajian. Dan ini sudah menjadi bahasa umum, di mana apa yang kami sampaikan sudah menjadi suatu keinginan dari mereka-mereka yang ingin melihat indonesia berjaya di sektor perminyakan," ucapnya.
"Ini baru usulan, ini nanti Pak Jokowi-JK yang akan memutuskan," tegas Wasekjen PDIP itu.
Deputi Tim Transisi Jokowi-JK lainnya, Akbar Faisal menjelaskan pembekuan memang perlu dilakukan karena Petral termasuk bagian dari masalah distribusi minyak Indonesia.
"Dari perjalanan kasus, peristiwa, dan hal-hal yang menyangkut perminyakan nasional kita, sudah lama sekali kita melihat Petral bagian dari masalah besar. Maka kemudian ketika itu yang akan diamputasi ya tentu saja kami harus melakukan itu (pembekuan)," tutur Akbar Faisal.
Ketua DPP Nasdem itu menjelaskan dirinya memperhatikan pernyataan pengamat energi sekaligus anggota DPR terpilih 2014-2019 Kurtubi, bahwa ada masalah di Petral. Akbar menuturkan akan ada bagian yang dihilangkan untuk revolusi di bidang energi.
"Ada satu kata harus dihilangkan dari sistem distribusi kita yaitu pihak ketiga dan itu yang kita lakukan," katanya. (Silvanus Alvin/Gdn)
Tim Transisi Jokowi-JK Dorong Audit Petral
Tim Transisi Jokowi-JK meyakini Pertamina Energy Trading Limited atau Petral sebagai salah satu sumber masalah energi di Indonesia.
diperbarui 23 Sep 2014, 19:10 WIBHasto Kristianto Deputi Tim Transisi berpidato sebagai pengganti Joko Widodo di sarasehan "Membangun Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia yang Maju dan Mandiri", Jakarta, Sabtu (12/9/2014) (Liputan6.com/Miftahul Hayat)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Menyambut Kematian dengan Gembira Tanpa Takut, Gus Baha Kisahkan Para Ulama
Ungkap Persoalan Zonasi PPDB, Mendikdasmen: Semoga 2024-2025 Bisa Terapkan Sistem Baru
Fakta Unik Juhu Singkah, Kuliner Kalimantan Terbuat dari Rotan
Kisah Delle Lumba-Lumba Laut Baltik yang Hobi Berbicara Sendiri
Bolehkah Terima Amplop Serangan Fajar Pilkada 2024? Buya Yahya Menjawab
Link Live Streaming Liga Champions, Rabu 27 November 2024 di Vidio: Barcelona vs Brest, Sparta Praha vs Atletico Madrid
Menjaga Kedamaian Pilkada 2024, Bukan Hanya soal Amankan Daerah yang Rawan
Link Live Streaming Liga Champions di Vidio, Rabu 27 November 2024: Sporting CP vs Arsenal, Manchester City vs Feyenoord
Link Live Streaming Liga Champions, Rabu 27 November 2024 di Vidio: Slovan Bratislava vs AC Milan, Inter Milan vs RB Leipzig
3 Pemain yang Wajib Direkrut Ruben Amorim buat Tambal Kelemahan Manchester United
Siap Hadapi Tsunami, Kemadang Wakili DIY dalam Simposium Tsunami Dunia
7.125 Personel Gabungan Siap Amankan Pilkada Serentak di Lamongan