Liputan6.com, Bangkok - Pengakuan meluncur dari bibir Perdana Menteri Thailand Jenderal Prayuth Chan-ocha. Bahwa benar ia pergi ke peramal untuk minta nasihat.
Sudah lama kabar Pak PM pergi ke dukun beredar di media massa. Spekulasi pun merebak soal keyakinannya.
Prayuth memimpin kudeta Mei lalu, yang menggulingkan pemerintahan demokratis -- menyusul protes berkepanjangan selama berbulan-bulan yang melumpuhkan Bangkok. Ia diangkat menjadi perdana menteri bulan lalu. Pengangkatannya menjadi orang nomor satu di pemerintahan banyak menuai kecaman.
"Tak ada bahayanya mendengarkan peramal," kata dia soal kunjungannya ke peramal, seperti dimuat Reuters, Selasa (23/9/2014). "Meramal nasib adalah seni. Tapi jika peramal mengatakan pada seseorang, ia bakal kaya raya, namun orang tersebut tidur melulu sepanjang hari, apa gunanya."
"Aku mendengar kata-kata mereka. Para peramal memperingatkan, aku mungkin akan mengalami gesekan dengan media."
Awal bulan lalu Prayuth mengaku mencuci tubuhnya, dari kepala sampai kaki, dengan air suci. Untuk mengenyahkan kutukan yang dikirim musuh.
Bangkok adalah kota yang modern. Namun, kepercayaan animisme pra-Buddha masih berlanjut hingga kini, meresap dalam kebudayaan rakyat Negeri Gajah Putih. Sejumlah tokoh politik penting kerap berkonsultasi dengan para ahli nujum ketika akan mengubah kebijakan.
Meski demikian, Prayuth membantah pergi ke negara tetangga, demi mendapatkan nasihat dari dukun tenar -- yang dikenal sebagai ET -- yang punya langganan orang-orang top, termasuk mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra -- taipan telekomunikasi yang mendapatkan dukungan luas dari kaum miskin dan masyarakat pedesaan, namun dibenci kalangan elite dan golongan darah biru alias bangsawan.
Thaksin dilengserkan dalam kudeta militer pada 2006. Prayuth dan sekutunya hingga saat ini masih berusaha menghapuskan pengaruhnya di dunia perpolitikan Thailand. Kakak PM Cantik Yingluck Shinawatra itu dikabarkan mengunjungi ET beberapa hari sebelum ia tersingkir dari jabatannya.
"Aku tak pernah mendatangi ET. Kalaupun kalian menginginkan aku ke sana, tak akan pernah," kata PM Prayuth. (Yus)
Energi & Tambang