Liputan6.com, New York - Sering diejek dan diberi julukan `Crazy Jack` karena mimpi-mimpi besar bisnisnya ternyata tak pernah melunturkan semangat CEO Alibaba Group Jack Ma untuk mewujudkan semua target bisnisnya. Salah satu kunci sukses yang selalu ditanamkan miliarder terkaya di China ini, pada para karyawannya, adalah menaklukan Negeri Adidaya, Amerika Serikat (AS).
Mengutip laman Business Insider, Rabu (24/9/2014), pada 1999, dia menghadiri rapat dengan timnya di sebuah apartemen dan membahas apa yang dibutuhkan perusahaan selama lima hingga 10 tahun ke depan untuk menjadi raksasa di bidangnya. Alibaba merupakan perusahaan ritel elektronik (e-commerce) yang dipimpin Ma hingga sekarang.
Advertisement
Kala itu, Ma mengatakan, hanya ada dua cara utama untuk mengubah Alibaba menjadi bisnis global yang bisa mencengkram dunia ritel elektronik di berbagai negara.
Pertama, Alibaba harus mengalahkan AS, khususnya Sillicon Valley. Ma juga meminta para karyawan untuk mempelajari dan meniru pola kerja keras yang dilakukan para pegawai AS.
Dalam arahannya pada para karyawan, Ma juga menegaskan, dengan situs China tersebut, saingannya bukan situs lokal merupakan situs-situs asing.
"Pesaing kita bukan di China tapi di Silicon Valley, AS. Itulah kenapa kita harus belajar semangat kerja keras Silicon Valley," tegasnya.
Kedua, para karyawan Alibaba harus mengungguli para pesaing dan bekerja lebih panjang daripada siapapun. Ma mengatakan, waktu kerja sembilan jam dari pukul 8.00 hingga 17.00 tidak akan cukup mendongkrak bisnis Alibaba.
"Jika kita bekerja dengan jadwal tersebut, Alibaba tak akan pernah sukses. Kita harus melakukan yang lebih dari itu," tuturnya.
Penduduk AS memang hebat soal hardware dan sistem. Tapi dengan yakin, Ma mengatakan soal informasi dan software, kemampuan penduduk China tak kalah hebat dengan para pegawai di AS.
"Itulah mengapa kita harus berani bersaing dengan orang-orang AS. Otak kita sama hebatnya dengan milik mereka. Jika tim kita solid dan tahu betul apa yang haris dilakukan, salah satu dari kita dapat mengalahkan jutaan penduduk AS," tandasnya.
Meski merupakan penduduk asli China, Jack justru menemukan mimpi besarnya di AS saat berkunjung ke Silicon Valley dan melihat begitu banyak mobil dan bangunan-bangunan perkantoran super megah.
Mimpi tersebut juga diwujudkan di AS dan menjadikannya sebagai miliarder terkaya di China. Prestasi lain masih terus dicetaknya, pekan lalu, IPO Alibaba bahkan menghasilkan transaksi penjualan terbesar sepanjang sejarah dunia. (Sis/Ndw)