Liputan6.com, St Louis - Pekan lalu, terjadi penampakan awan tak biasa yang tertangkap radar di atas langit St Louis, sebuah kota di negara bagian Missouri, Amerika Serikat. Bentuknya menyerupai kupu-kupu. Apa jawaban misteri itu?
Badan Layanan Cuaca Nasional AS atau National Weather Service akhirnya mengungkap, bahwa pola unik tersebut diakibatkan kupu-kupu sungguhan.
Itu memang kebetulan yang langka. Kupu-kupu raja atau monarch butterfly (Danaus plexippus) yang bermigrasi bersama-sama membentuk pola raksasa menyerupai bentuk tubuh mereka pada radar dalam waktu singkat pada Jumat 19 September 2014 sore.
Prakirawan cuaca menduga, ratusan kupu-kupu raja terbang pada ketinggian 1.525 hingga 1.825 meter di atas tanah, mengarah ke Meksiko. "Meski berukuran kecil, kibaran sayap mereka adalah target radar yang baik," demikian pernyataan National Weather Service di laman Facebooknya, seperti Liputan6.com kutip dari situs sains LiveScience, Kamis (25/9/2014).
Tak ada siapapun yang menyaksikan kumpulan kupu-kupu itu terbang. Namun, sinyal pada radar menunjukkan 'target' adalah objek yang mengepakkan sayap, datar, dan biologis. Mengarah pada kupu-kupu raja.
Advertisement
Hummingbird atau kolibri juga sedang bermigrasi dalam waktu bersamaan. Namun, burung tersebut memilih terbang di ketinggian di atas pucuk pohon.
Pola serupa bukan kali pertamanya yang tertangkap radar. Pada tahun 2011, kawanan burung hitam di atas Beebe, Arkansas membentuk penampakan kepala dan paruh hewan bersayap itu.
Sementara pada Juni 2013 lalu, penampakan aneh pada radar membuat para prakirawan cuaca di Huntsville, Alabama terkesima. Belakangan diketahui itu adalah partikel reflektif yang digunakan untuk menguji radar militer.
Waktu kemunculan pola aneh pada radar bertepatan dengan migrasi kupu-kupu raja dari wilayah Great Lakes -- seperti telacak oleh lembaga nonprofit Monarch Watch. Hewan-hewan itu menghabiskan musim panas, menyebar di Great Lakes dan timur laut AS dan Kanada. Mereka bermigrasi di musim gugur menuju Michoacan, Meksiko.
Kupu-kupu raja cenderung terbang bersama pada kondisi cuaca yang menguntungkan. Seperti burung, mereka memanfaatkan arus udara yang timbul, yang bisa menghemat energi dalam perjalanan 2 bulan di udara menuju Meksiko.
Kadang, mereka terbang sendirian atau berpasangan. Namun, kawanan yang terdiri dari puluhan atau ratusan serangga bersayap oranye itu terpantau bermigrasi bersamaan. Demikian menurut Monarch Watch.
Kekeringan, suhu dingin, dan paparan pestisida di sepanjang rute migrasi dan di hutan-hutan Meksiko telah memicu penurunan dramatis populasi kupu-kupu raja. Jumlah mereka anjlok ke level terendah, 33 juta kupu-kupu selama musim dingin di Meksiko pada tahun 2013. (Riz)
Baca Juga