Tiga BUMN Ini Keroyokan Bangun Penampung LNG di Bali

Proyek ini di‎fungsikan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar pada sebagian besar pembangkit listrik di Bali.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 25 Sep 2014, 14:36 WIB
Pemerintah sudah mengirim tim renegosiasi harga gas tangguh.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan memutuskan tiga perusahaan BUMN yaitu PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) dan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) untuk bekerjasama membangun terminal penampungan gas cair di Bali.

Proyek ini di‎fungsikan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar pada  sebagian besar pembangkit listrik di pulau Bali dan sekitarnya.

"Kami membicarakan LNG untuk listrik di Bali. Kami memutuskan bahwa PLN, Pertamina, dan Pelindo III membangun receiving LNG di Tanjung Benoa, Bali,‎" kata Dahlan di kantornya, Kamis (25/9/2014).

Terminal penampungan LNG ini nantinya akan mendapat pasokan dari Blok Tangguh dan Blok Bontang. Dalam pembangunannya, nantinya akan dilakukan di lahan milik PT Pelindo III.

Pembangunan terminal LNG ini ditargetkan akan rampung dalam waktu dua tahun. Sementara itu terminal LNG itu akan‎ dapat menampung gas cair mencapai 50 mmbtu.

Tidak hanya itu, untuk mewujudkan komitmen dalam berpartisipasi mengurangi BBM, untuk sementara, saat terminal LNG dibangun juga akan menyewa terminal LNG terapung kurang lebih 1 tahun.

‎"Kami menyewa sementara receiving LNG terapung. Sewanya hanya setahun saja sambil menunggu pembangunan receiving LNG darat selesai. Lebih baik tidak terlalu lama menggunakan BBM dan beralih ke BBM, ya sudah sewa dulu satu tahun," ujar mantan Direktur Utama PLN itu.

Dalam proses pembangunannya, Pertamina akan memerintahkan anak usahanya PT Pertagas sebagai pengembangnya. (Yas/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya