Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menghijau ditopang aksi borong saham murah yang dilakukan investor lokal. IHSG tercatat menguat 27,372 poin (0,53 persen) menjadi 5.201,379 pada penutupan perdagangan Kamis (25/9/2014).
Kenaikan ini ditopang dengan penguatan harga saham-saham unggulan (LQ45) yang naik tipis 0,65 persen menjadi 884,41. Penguatan ini tak lepas dari aksi beli yang dilakukan investor domestik yang menembus Rp 3,2 triliun.
"Penurunan IHSG yang terjadi sejak awal minggu ini menjadi peluang bagi investor untuk membeli saham-saham murah," jelas analis pasar modal dari Samuel Sekuritas Indonesia, Alfatih saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (11/4/2014).
Tak hanya itu, imbas dari penguatan di pasar saham regional juga memberi angin segar bagi IHSG. "Regional juga lagi hijau, setelah mengalami penurunan beberapa hari ini. Tapi ini masih harus dicek apakah kenaikan berlanjut atau tidak," terang dia.
Perdagangan hari ini mencetak nilai transaksi Rp 4,974 triliun, dengan frekuensi 194.146 kali saham berpindah tangan dan volume transaksi 5,042 miliar saham diperdagangankan.
Sebanyak 181 emiten menyokong kenaikan IHSG, sementara 121 emiten menggerus laju indeks. Sisanya 81 emiten harga sahamnya cenderung stagnan.
Hampir seluruh sektor saham menghijau dengan kenaikan terbesar di sektor keuangan, kontruksi dan pertambangan. Hanya sektor industri dasar dan aneka industri yang berada di zona negatif.
Pada perdagangan hari ini, saham-saham yang mendongkrak IHSG yaitu PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Sedangkan saham yang menahan laju IHSG adalah PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI). (Ndw)
Advertisement