Liputan6.com, Xinjiang - Pemerintah China merevisi jumlah korban tewas dalam insiden kekerasan yang terjadi di Xinjiang, China, pada Minggu 21 September 2014. Dalam laporan terbarunya, disebutkan nyawa yang melayang mencapai 50 orang.
Namun mengapa klarifikasi itu baru dilakukan beberapa hari setelah insiden tersebut.
Seperti dikutip dari BBC, Jumat (26/9/2014), portal berita pemerintah regional Tianshan menyebutkan korban berjatuhan akibat serangkaian ledakan bom pada pukul 17.00 di beberapa tempat terpisah. Di antaranya pada dua pos polisi, sebuah pasar dan pintu masuk toko.
Beberapa perusuh dilaporkan tewas dalam aksi bom bunuh diri dan ditembak oleh polisi. 54 warga sipil tewas dan dua terduga biang kerusuhan ditangkap.
Tianshan menyebut tersangka utama adalah Mamat Tursun. Pria itu diyakini telah beroperasi sebagai seorang ekstremis sejak 2003.
Konfirmasi secara independen sulit dilakukan di Xinjiang karena pemerintah China mengontrol ketat akses masuk dan penyebaran informasi dari daerah tersebut. Polisi menyebut aksi itu sebagai sebuah serangan teroris dalam kategori serius.
Sebelumnya, seperti dikutip dari CNN, media pemerintah melaporkan peristiwa kekerasan tersebut terjadi di Luntai, dengan dua orang tewas. Lalu pada Kamis 25 September, sebuah portal berita pemerintah mengungkapkan pertambahan jumlah korban yakni 40 perusuh, 6 warga sipil dan empat polisi tewas. Dengan korban luka mencapai 50 orang.
Advertisement
Polisi setempat menolak berkomentar. "Informasi seputar insiden tersebut rahasia," kata mereka. Sejauh ini, pemerintah provinsi menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut terkait hal itu.
Aksi kekerasan itu terjadi dua hari sebelum profesor pembela etnis Uighur, Ilham Tohti, dinyatakan bersalah oleh pengadilan China dan dihukum penjara seumur hidup.
Akibat kerap terjadi kekerasan. Pihak berwenang China meningkatkan keamanan di Xinjiang. Pemerintah China telah menyalahkan insiden kekerasan baru-baru ini di Xinjiang, pada separatis Uighur yang ingin mendirikan sebuah negara merdeka.
Xinjiang, wilayah di China bagian barat ini, dihuni oleh minoritas Muslim Uighur. (Yus)