Liputan6.com, New York - Di akhir pekan ini, bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup rebound dari penurunan terbesar sejak Juli setelah data ekonomi negara ini mencatat pertumbuhan paling cepat sejak 2011.
Indeks saham Standard & Poor 500 melonjak 0,9 persen pada pukul 04:00 di New York, mengupas kerugian mingguan sebesar 1,4 persen. Indeks itu menuai untung setelah naik kembali di atas harga rata-rata 50 hari terakhir.
Yield treasury 10tahunan AS naik tiga basis poin menjadi 2,53 persen. Sementara indeks spot dolar Bloomberg naik 0,4 persen yang memperpanjang level tertinggi sejak 2010. Sedangkan Stoxx Europe 600 Index naik 0,3 persen, membalikkan penurunan sebelumnya.
Kondisi ini terjadi setelah keluarnya laporan ekonomi AS pada kuartal kedua masuk tingkat tercepat sejak tiga bulan terakhir tahun 2011 , di mana sebagai perusahaan meningkatkan investasi dan meningkatkan belanja rumah tangga.
Advertisement
"Ini merupakan hari yang volatile dalam seminggu ini," ujar Ryan Detrick, Analis Pasar di perusahaan riset investasi See It Market, melansir laman Bloomberg.
Indeks S & P 500 telah turun 1,4 persen minggu ini, penurunan terburuk sejak 1 Agustus, setelah mencapai rekor pada 18 September Indeks turun 1 persen pada September.
Saham yang sempat menekan Bursa saham AS antara lain, Apple Inc yang memimpin aksi jual 1,6 persen kemarin dan menyeret indeks Nasdaq 100 Index mencatat kinerja terburuk sejak April.
Indeks Russell 2000 memperpanjanng kerugian pada September sebesar 5,5 persen kemarin setelah jatuh 6,1 persen pada bulan Juli.
Sedangkan Nasdaq 100 rebound 1,2 persen hari ini, keuntungan yang terbaik dalam lebih dari dua bulan, dan Russell 2000 naik 0,8 persen.
Indeks S & P 500 naik di atas rata-rata 50 hari setelah turun di bawah tingkat kemarin untuk pertama kalinya sejak Agustus.
Indeks tercatat telah maju 7,3 persen tahun ini, memperpanjang pasar bull yang telah hampir tiga kali lipat tingkat sejak 2009, di tengah terus Fed stimulus bahkan karena pemulihan ekonomi menunjukkan tanda-tanda penguatan.
The Fed minggu lalu mempertahankan komitmen untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol untuk waktu yang cukup setelah menyelesaikan pembelian aset.
Bank Sentral ini juga mengatakan bahwa waktunya bisa bergerak maju jika data terus melebihi harapan. Investor menganalisis laporan untuk menilai apakah pertumbuhan cukup kuat untuk menahan suku bunga yang lebih tinggi.
PDB tahunan AS naik4,6 persen, lebih besar dari perkiraan bulan Agustus 4,2 persen, menurut data Departemen Perdagangan AS. (Nrm)