Liputan6.com, Jakarta - Bicara soal ragam jajanan, Indonesia memang juaranya. Di manapun masyarakat bisa dengan mudah membeli jajanan. Mulai dari pedagang kaki lima hingga kios-kios dan supermarket jajanan mudah ditemukan. Namun yang memprihatinkan, masih banyak beredar kabar tentang jajanan yang mengandung bahan pengawet dan zat-zat berbahaya.
Kabar tak sedap seputar makanan dan minuman yang dicampuri zat berbahaya ini membuat tim Sigi Investigasi SCTV mencoba menelusuri informasi tersebut. Beberapa informasi bagaimana cara kerjanya pedagang makanan berbahaya itu sudah kami dapati.
Tim kemudian meluncur ke lokasi yang berada di salah satu pinggiran kota di Jawa Barat. Salah seorang warga menuturkan, di kawasan itu jajanan yang sering dicampuri bahan berbahaya salah satunya adalah es.
Penasaran ingin tahu apa saja yang terkandung dalam jajanan yang diduga berbahaya itu, pagi harinya seseorang yang bertugas membeli bahan baku makanan kami buntuti.
Sebuah kios yang menjual berbagai macam dagangan yang disasar pelaku tersebut. Salah satu bahan pokok yang dicari yaitu buah. Pelaku mencari buah yang sudah mulai busuk karena harganya yang jauh lebih murah.
Pelaku kemudian mencari bahan lain di kios yang berbeda. Kios yang dituju yakni tempat penjual bahan pembuat makanan. Pelaku mencari bahan pewarna makanan, namun stok di kios tersebut kosong.
Beberapa kios yang didatangi tidak menjual bahan pewarna tekstil yang diperlukan. Pelaku kemudian kembali masuk pasar untuk mencari bahan yang dibutuhkan.
Pelaku yang kami buntutui ternyata hanya suruhan yang bertugas untuk membeli berbagai macam bahan baku jajanan. Pelaku kembali mendapat pesan lewat ponsel untuk membeli pemutih untuk makanan.
Sebagian bahan baku pembuat jajanan yang dibeli pelaku tersebut sangatlah berbahaya. Karena mengandung berbagai zat kimia yang sangat berbahaya. Namun jajanan berbahaya tersebut tetap diperdagangkan dan tanpa disadari telah dikonsumsi banyak masyarakat.
Setelah membuntuti pelaku mencari bahan makanan, tim kemudian mendatangi salah satu rumah produksi jajanan yang diduga berbahaya. Di rumah produksi tersebut, tim melihat langsung pelaku mempersiapkan pembuatan jajanan.
Bahan baku untuk membuat jajanan yang dibelinya dari pasar tradisonal mulai dari tepung hingga santan siap diolah. Sekilas seperti biasa dan tidak ada yang mencurigakan.
Namun tim melihat ada yang berbeda saat pelaku menambahkan bahan berupa pemanis buatan ke dalam adonan jajanan. Selain itu, pelaku juga menambahkan bahan kimia boraks untuk mengawetkan jajanan.
Yang lebih mengerikan, pelaku menggunakan bahan pewarna tekstil ke dalam adonan jajan. Pewarnaan ini dilakukan agar terlihat lebih cantik dan bisa menarik minat pembeli.
Penasaran bahan kimia berbahaya apalagi yang sering dicampurkan penjual nakal ke dalam jajanan yang biasa kita konsumsi? Lalu apa risikonya bagi kesehatan? Saksikan selengkapnya video yang ditayangkan Sigi Investigasi SCTV, Minggu (28/9/2014), di bawah ini. (Ado)
Baca juga:
Advertisement
Tak Jajakan Makanan Sehat, Kantin Sekolah Dilarang Jualan