Dokter Olahraga Berharap Atlet Bisa Masuk BPJS Kesehatan

Ketika cedera, para atlet kebanyakan tidak memiliki masa depan menjanjikan. Maka itu, dokter harap atlet bisa masuk BPJS

oleh Fitri Syarifah diperbarui 29 Sep 2014, 11:30 WIB
Ketika cedera, para atlet kebanyakan tidak memiliki masa depan menjanjikan. Maka itu, dokter harap atlet bisa masuk BPJS

Liputan6.com, Jakarta Nasib dan masa depan atlet yang membela Tanah Air di ajang olahraga Internasional terus menjadi perbincangan menarik. Namun, ketika mereka tidak berjaya lagi karena alasan cedera atau pensiun, banyak yang tak peduli lagi. Ketika cedera atau setelah berjuang, para atlet kebanyakan tidak memiliki masa depan menjanjikan. Oleh sebab itu, sejumlah dokter berharap, atlet bisa menjadi peserta BPJS Kesehatan.

Seperti disampaikan dokter spesialis olahraga dari RS Royal Progress, dr. Zaini K. Saragih, SpKO bahwa saat ini tidak ada satu pun asuransi yang mau menanggung beban kesehatan para atlet lantaran risiko cedera yang tinggi. Padahal atlet merupakan kebanggaan bangsa Indonesia yang bisa dielu-elukan ketika meraih kemenangan.

"Belum ada asuransi manapun yang menanggung kesehatan para atlet. Mereka tahu risiko cedera atlet bisa fatal dan perlu biaya yang tinggi. Tapi masa tidak ada yang mau memperjuangkan mereka," kata Zaini, seperti ditulis Senin (29/9/2014).

Oleh sebab itu, menurut Zaini, tim ahli kedokteran saat ini sedang membicarakan secara khusus bagaimana agar kesehatan para atlet bisa masuk menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sehingga mereka bisa cepat pulih dan bertanding membela Indonesia lagi.

"Kami sedang bicarakan, bagaimana memperjuangkan mereka untuk masuk BPJS Kesehatan. Walaupun kayaknya perlu ada tambahan layanan, tapi setidaknya akan ada hitungan untuk atlet yang cedera. Biar nanti kita yang menyiapkan fasilitas, tenaga dan pemikiran jikadibutuhkan," katanya.

Sementara, fakta-fakta atlet yang punya potensi, sewaktu dia cedera tidak tertangani serius, hal ini bisa berakibat fatal. Zaini menambahkan, seorang atlet yang cedera, bisa membuat karirnya stop dan akan berpengaruh pada pendapatannya. "Padahal kalau cedera bisa ditangani secara komperhensif, cedera bisa dikembalikan ke levelnya sehingga atlet bisa pulih seperti performa awal."

Dihubungi terpisah, Kepala Departemen Humas RSCM Irfan Humaedi menuturkan, para atlet bisa saja ditanggung beban kesehatannya oleh BPJS Kesehatan. Namun sekarang belum jelas siapa yang akan membiayai preminya apakah Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) atau Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Menurutnya, jika atlet masuk peserta BPJS, maka semua hak kesehatannya sama seperti peserta lain.

"Semua yang telah mendaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan memperoleh hal benefit yang sama dalam hal kebutuhan medis, yang membedakan hanya kelas perawatan sesuai besaran iuran. Perlakukan exclusion (yang tidak ditanggung) juga sama seperti untuk kosmetik dan sebagainya," jelasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya