Liputan6.com, Mumbai - Malaysia, produsen minyak sawit (crude palm oil/CPO) kedua terbesar dunia dapat memperpanjang kebijakan pembebasan bea ekspor komoditas tersebut hingga 2014 jika harganya masih belum beranjak naik.
CEO Felda Global Ventures Holdings Bhd operator perkebunan sawit terbesar ketiga dunia, Mohd Emir Mavani Abdullah mengatakan, kebijakan tersebut juga untuk memberikan tekanan pada saingan terbesar Malaysia sebagai produsen minyak sawit yaitu Indonesia.
Advertisement
Mengutip laman Reuters, Senin (29/9/2014), Malaysia telah membebaskan bea pajak CPO untuk September dan Oktober. Perpanjangan kebijakan itu akan membantu Malaysia mengurangi pasokannya.
Selain itu, perpanjangan pembebasan bea ekspor ini akan memberikan tekanan bagi Indonesia untuk kembali mengambil putusan serupa. Pasalnya, Indonesia telah meniru pembebasan bea ekspor CPO untuk Oktober setelah Malaysia lebih dulu mengambil langkah tersebut.
"Jika harganya masih sama seperti sekarang, maka Malaysia dapat mengizinkan ekspor tanpa bea pajak pada November dan Desember," ungkap Abdullah.
Indonesia dan Malaysia memang menentukan bea ekspor minyak sawitnya per bulan. Pada Agustus, bea ekspor Malaysia untuk minyak sawit berkisar di level lima persen.
Sementara itu, Indonesia menentukan bea ekspor sembilan persen pada September saat Malaysia sudah membebaskan pajaknya. Pada Agustus, bea ekspor minyak sawit Indonesia berada di level 10,5 persen.
Sejauh ini, pembebasan bea ekspor minyak sawit telah membantu Malaysia mengurangi banyak pasokannya. (Sis/Ndw)