Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo membantah terjadi miskomunikasi antara Ketua Umum Partai Demokrat SBY dan Fraksi Demokrat saat pengesahan Rancangan Undang-Undang Pilkada. Menurut dia, semua berjalan aman dan terkendali saat rapat paripurna tersebut.
"Oh, tidak, tidak ada (miskomunikasi). Semua aman terkendali," kata Pramono setelah menghadiri pleno Fraksi Partai Demokrat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/9/2014).
"Saya kan juga belum berkomunikasi dengan Pak SBY. Katanya ada SMS, komunikasi atau sebagainya. Saya belum berani mengatakan ada miskomunikasi," ujar dia.
Pramono pun berharap, anggota Fraksi Partai Demokrat periode 2014-2019 dapat lebih kompak dan tidak terburu-buru memutuskan suatu masalah. "Ini saya meluruskan, kalau kawan-kawan (Partai Demokrat) harus kompak dan jangan terpecah belah. Itu saja," tegas Edhie.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana mengatakan, instruksi SBY terkait RUU Pilkada sebenarnya adalah all out atau total. Namun pimpinan Fraksi Partai Demokrat malah memerintahkan anggotanya untuk walk out.
SBY pun sempat menginstruksikan agar Fraksi Partai Demokrat segera masuk lagi ke ruang rapat paripurna. Namun saat itu proses perhitungan suara hasil voting RUU Pilkada sudah dimulai.
DPR resmi mengesahkan UU Pilkada tak langsung atau pemilihan melalui DPRD pada Jumat 26 September 2014 pukul 02.00 WIB. Sebanyak 226 anggota DPR setuju Pilkada tak langsung, dan 135 anggota DPR setuju Pilkada langsung.
Sedangkan untuk Fraksi Partai Demokrat, jumlah anggota yang hadir sebanyak 130 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 124 orang melakukan walk out, sisanya 6 orang memilih pilkada secara langsung. (Putu Merta Surya Putra)
Energi & Tambang