Liputan6.com, Jakarta Meski kandungan gizi pada tahu dan tempe begitu tinggi. Tapi sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute belum lama ini menemukan adanya keterkaitan antara kedelai dengan risiko .
Mengutip laman Prevention, Senin (29/9/2014), para peneliti yang mengamati 140 pasien akhirnya didiagnosis kanker payudara invasif setelah 2-3 minggu sebelumnya, mereka diberi suplemen kedelai (berupa susu kedelai dan tofu atau tahu) setiap hari.
"Hipotesis bahwa mengonsumsi kedelai dalam jangka waktu tertentu dapat mempengaruhi peningkatan risiko kanker payudara, " kata rekan penulis studi yang juga ahli onkologi medis dan peneliti di Memorial Sloan Kettering, Jacqueline Bromberg, MD, PhD.
Pasien yang rutin mengonsumsi kedelai, kata Jacqueline, memiliki tingkat tinggi genistein atau metabolit dari kedelai. Yang menarik, pasien dengan tingkat tinggi metabolit ini mengalami peningkatan gen pertumbuhan tumor, khususnya pada wanita.
Jadi apakah itu berarti kita harus membatasi konsumsi kedelai atau menghindarinya sama sekali? Belum tentu. Seperti makanan lainnya, bukti menunjukkan ada efek perlindungan dari kedelai terhadap berbagai kanker, termasuk kanker payudara.
"Mengonsumsi dalam jumlah normal kedelai mungkin tidak akan menyebabkan risiko . Diet sehat adalah kuncinya. Jadi tidak perlu khawatir selama Anda tidak berlebihan mengonsumsi sesuatu dan rutin berkonsultasi ke dokter jika merasakan hal yang aneh," katanya.
Advertisement