Liputan6.com, Jakarta - Juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mendesak Ketua Fraksi PD Nurhayati Assegaf untuk bertanggung jawab atas aksi walk out saat rapat paripurna pembahasan RUU Pilkada di DPR beberapa waktu lalu. Menurut Ruhut, minta maaf saja tak cukup bagi Nurhayati untuk membayar kesalahan instruksi tersebut.
Padahal Ketua Umum Partai Demokrat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menginstruksikan untuk all out (total) mendukung pilkada langsung dengan 10 perbaikan. Bukannya malah walk out (keluar) dari paripurna yang berujung pada disahkannya UU Pilkada tak langsung.
"Kalau memang Nurhayati mengakui kesalahan dengan minta maaf, itu tak cukup," ucap Ruhut kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (30/9/2014).
"Dia harus mundur dari pimpinan fraksi, walaupun tinggal beberapa jam lagi," kecam pria yang karib disapa Poltak itu.
Masa jabatan Nurhayati sebagai Ketua Fraksi PD hanya tinggal beberapa jam saja. Karena hari ini merupakan Sidang Paripurna terakhir anggota DPR periode 2009-2014.
Meskipun begitu, Ruhut menilai, maafnya Nurhayati tak bisa menghapus kesalahannya. "Karena kalau dia minta maaf dan mengaku kesalahan, tetap ada image (Nurhayati) ada tumbal SBY," ujar dia.
Tak cuma Nurhayati, Ruhut juga meminta Wakil Ketua Umum PD Max Sopacua untuk bertanggung jawab.
"Dua-duanya (Nurhayati dan Max) ini bermain di 2 kaki. Bermain bersama kami juga Koalisi Merah Putih. Partai Demokrat kan netral," tutur dia.
Advertisement
Sebelumnya, Ketua DPP Demokrat Sutan Bathoegana menyatakan, bukan SBY yang menginstruksikan aksi walk out Fraksi Partai Demokrat pada Jumat dini hari 27 September 2014. Anggota Komisi VII DPR itu menyebut langkah partainya tersebut sebagai sebuah kecelakaan. Ada kesalahan pengejawantahan instruksi SBY.
"Memang ada kesalahan. Instruksi all out (total) tapi malah walk out (keluar)," kata Sutan kepada Liputan6.com 29 September 2014. (Mut)
Baca Juga