Harga BBM Naik Rp 3.000/Liter, RI Hemat Rp 170 Triliun

Tim Transisi memastikan Jokowi akan kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 3.000 per liter di November

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 30 Sep 2014, 16:30 WIB
Ilustrasi Minyak Pertamina (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Penasihat Tim Transisi Jokowi JK Luhut Panjaitan memperkirakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 3.000 per liter akan menghemat anggaran negara sebesar US$ 14 miliar atau setara Rp 170,38 triliun (kurs: Rp 12.710 per US$).

Luhut mengatakan, penghematan tersebut akan dialokasikan pada pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan.

"Ada dana US$ 13 miliar-US$ 14 miliar dari penghematan tersebut. Dana itu dapat digunakan untuk memaksimalkan pos belanja stragis seperti infrastruktur, pendidikan dan kesehatan," kata Luhut di Jakarta, Selasa (30/9/2014).

Menurut dia, tidak ada pilihan lain selain menaikkan harga BBM bersubsidi. Pasalnya, pemerintah baru juga memiliki program pembangunan infrastruktur, memperbaiki pelayanan pendidikan dan kesehatan yang akan dinikmati masyarakat kelas bawah. Sehingga subsidi BBM akan dialihkan ke sektor tersebut.

"Tidak ada pilihan lain mengatasi itu karena itu dialihkan infrastruktur, rakyat pendidikan, rakyat di kelas bawah banyak menikmati pemotongan subsidi tadi," ungkapnya.

Luhut mengakui, tim transisi telah final membahas kenaikan harga BBM bersubsidi, Presiden terpilih Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) juga telah memutuskan  besaran Rp 3.000 per liter pada November 2014.

"Itu sudah diputuskan Pak Jokowi dan Pak JK pada Jumat lalu, mereka menaikkan Rp 3.000 di November," pungkasnya. (Pew/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya