Tertangkap Mau Tawuran, Pelajar di Jaktim Ngaku Anak Hakim PTUN

Meski sudah tertangkap basah, A membantah terlibat tawuran. Ia mengaku anak Wakil Ketua PTUN Bandar Lampung.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 30 Sep 2014, 20:47 WIB
Citizen6, Bogor: Seorang Polisi sedang mengawasi para pelajar yang terlibat tawuran.

Liputan6.com, Jakarta - Jajaran Polsek Jatinegara menangkap pelajar yang terindikasi akan melakukan tawuran di kawasan Prumpung, Jakarta Timur. Satu di antaranya mengaku anak Wakil Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandar Lampung berinisial A (18).

A merupakan pelajar SMK Budaya II Santo Agustinus, Duren Sawit, Jakarta Timur. A ditangkap saat sedang bersama siswa SMK Wiyata Mandala, Tanjung Priok, Jakarta Utara berinisial R (17). Saat digeledah, polisi menemukan ikat pinggang yang sudah dipasangi gear sepeda motor.

A mengaku sebagai anak dari Marsinta Uli yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua PTUN Bandar Lampung. Sebelumnya, sang ibu merupakan hakim di PTUN Jakarta.

"Sebelumnya PTUN di Jakarta, terus pindah ke Lampung karena jadi Wakil Ketua PTUN Bandar Lampung," kata A di Mapolsek Jatinegara, Selasa (30/9/2014).

Meski sudah tertangkap basah, A membantah terlibat tawuran. Anak kedua dari 3 bersaudara ini beralasan, hanya diajak oleh teman sekolahnya untuk membajak truk. Di kawasan Prumpung, A turun dari truk dan berkumpul bersama puluhan pelajar dari sekolah lainnya.

"Saya tidak tawuran. Berani sumpah saya. Ibu saya hakim. Gear itu punya teman yang dititipkan di tas saya," ujar A beralibi.

A mengaku tinggal di kawasan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur. Setelah sang ibu bertugas di Bandar Lampung, A dan 2 saudara kandungnya hanya ditemani seorang pembantu rumah tangga. "Ibu ke Jakarta 2 minggu sekali," ucap dia.

Selain A dan R, polisi juga menangkap 4 pelajar dari sejumlah sekolah yang terindikasi akan terlibat tawuran di lokasi yang sama. Seorang pelajar mengaku dari SMK 1 Budi Utomo, sementara 3 pelajar lainnya berasal dari SMK 13, Rawa Belong, Jakarta Barat.

"Para pelajar ini terindikasi akan tawuran karena berkumpul pada lokasi yang jauh dari sekolah dan tempat tinggal mereka. Janggal jika seorang pelajar dari Tanjung Priok berada di kawasan Prumpung. Apalagi di dalam tas salah seorang pelajar ditemukan gear," kata Kapolsek Jatinegara, Kompol Dasril.

Para pelajar ini tidak ditahan kepolisian. Mereka akan mendapatkan pembinaan dan akan dipanggil orangtuanya.

"Kami akan menghubungi orangtua masing-masing untuk membina anak-anak mereka di rumah masing-masing," pungkas Dasril.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya