Liputan6.com, Jakarta - Tim transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla memastikan pemerintahan baru nanti akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 3.000 per liter pada November 2014.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Kamar Dagaing dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto menyambut baik keputusan tersebut. Pasalnya. pemerintahan Jokowi-JK sudah tak punya pilihan lain selain menaikkan harga BBM subsidi.
"Keputusan ini memang sudah harus diantisipasi karena pemerintah Baru tidak punya pilihan lain," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (1/10/2014).
Menurut Suryo, kenaikan ini akan memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia ke depannya. Sebab jika pemerintah tidak berinisiatif untuk menghapus subsidi BBM, maka perekonomian Indonesia akan berada pada posisi yang sulit.
"Sebab saat ini saja biaya negara untuk menopang subsidi BBM sudah Rp 1 triliun setiap hari," lanjutnya.
Suryo mengungkapkan, Kadin selama ini secara konsisten telah mendesak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono untuk menghapus subsidi BBM dan merealokasi anggaran subsidi tersebut sektor yang lebih produktif sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat banyak.
"Tapi kan pemerintah enggan melakukannya dan memilih untuk meninggalkan permasalahan menaikkan harga BBM ini kepada pemerimtah baru. Itulah sebabnya Pak Jokowi tidak punya pilihan lain," tandasnya. (Dny/Ndw)
Advertisement