Orang Berleher Bolong Bakal Promo Bahaya Rokok

World Lung Foundation dan Kementerian Kesehatan meluncurkan iklan kampanye pengendalian tembakau dan rokok.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 03 Okt 2014, 12:46 WIB
World Lung Foundation dan Kementerian Kesehatan meluncurkan iklan kampanye pengendalian tembakau

Liputan6.com, Jakarta Sebagai bentuk kepedulian terhadap dampak buruk rokok, hari ini (3/10/2014), World Lung Foundation dan Kementerian Kesehatan meluncurkan iklan kampanye pengendalian tembakau yang menggambarkan kerusakan fungsi tenggorokan akibat merokok.

Iklan yang ditayangkan di beberapa televisi seperti SCTV dan jejaring video YouTube ini akan ditayangkan selama empat minggu. Menurut World Lung Foundation dan Kementerian Kesehatan, kampanye ini bertujuan untuk membantah penyampaian informasi yang salah dari industri tembakau tentang bahaya merokok dengan menunjukkan testimoni yang blak-blakan dari seorang korban yang menderita kanker tenggorokan dan didesain untuk mempertegas akibat dari peringatan grafis pada bungkus rokok yang telah diberlakukan di Indonesia.

"Korban merokok dalam iklan tersebut akan hadir untuk menceritakan pengalamannya secara detil dan mengapa beliau merasa rakyat Indonesia berhak dan harus mengetahui bahaya merokok. Iklan ini sebelumnya telah diuji dengan penonton berusia 15 hingga 40 tahun dan menjadi insentif yang kuat untuk bukan perokok, termasuk para remaja, untuk tidak merokok atau para perokok untuk berhenti," kata  Chief Eksekutif World Lung Foundation, Peter Baldini dalam pesan elektronik yang diterima Liputan6.com, Jumat (3/10/2014).

Baldini menuturkan, Indonesia merupakan negara dengan populasi besar di dunia, mempunyai rata-rata prevalensi perokok yang tinggi (dan semakin meningkat) dan eksposur terhadap perokok pasif. Lebih dari sepertiga jumlah penduduk dari lebih dari 100 juta orang adalah perokok.

Tobacco Atlas melaporkan, 20 persen kematian pada laki-laki dan 12 persen kematian pada perempuan disebabkan oleh rokok. Diperkirakan lebih dari 190.000 rakyat Indonesia meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan tembakau pada tahun 2012.

Sedangkan penelitian komprehensif tentang penggunaan tembakau di Indonesia pada tahun 2011, telah membuat Global Adult Tobacco Survey (GATS) menerbitkan data-data yang meresahkan. Kira-kira dua pertiga (67 persen) laki-laki dewasa dan 2,7 persen perempuan dewasa adalah perokok.

GATS juga menemukan fakta bahwa lebih dari 85 persen rakyat dewasa terpapar asap rokok di restoran, lebih dari separuh terpapar karena asap rokok dalam ruang tempat bekerja dan lebih dari 78 persen disebabkan asap rokok dalam rumah.

“Kami sangat menghargai pemerintah Indonesia dalam upayanya dan pengerahan sumber daya dalam menjalankan kampanye anti-tembakau media masa nasional. Setelah beberapa dekade dengan salah informasi dan interferensi dari industri tembakau, ini adalah bagian dari usaha yang terus berkembang untuk mengurangi beban kesehatan dan ekonomi yang parah melalui legislasi pengendalian tembakau dan meningkatkan kepedulian melalui iklan dan peringatan grafis pada bungkus rokok,” tambah Baldini.

Penggunaan tembakau adalah penyebab utama kematian di dunia sekarang, dan dapat menjadi kontribusi pada lebih dari lima juta kematian setiap tahunnya. Sehingga satu dari sepuluh penyebab kematian di dunia yang dapat dicegah. Penelitian menunjukkan bahwa peringatan grafis adalah salah satu cara yang efektif untuk membuat orang berhenti merokok. Ini adalah salah satu strategi dari Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) untuk mengurangi konsumsi tembakau dan rokok.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya