Liputan6.com, Jakarta Leptospirosis adalah penyakit yang jarang diketahui orang, yang sering dibawa dan disebarkan oleh tikus kecil.
Berikut penjelasan tentang penyakit leptospirosis seperti dilansir dari emedicine dan info-kes, seperti ditulis Jumat (03/10/2014).
Advertisement
Deskripsi
Leptospirosis atau penyakit kencing tikus adalah penyakit yang disebabkan infeksi bakteri pada hewan oleh spirochetes patogen dari genus Leptospira.
Penyakit ini paling sering ditularkan dari hewan ke manusia. Bakteri yang ada pada hewan, dapat masuk tubuh melalui mata atau selaput lendir dan luka terbuka di kulit ketika kontak dengan air atau tanah yang sudah terkontaminasi bakteri.
Hewan yang umum menularkan infeksi tersebut kepada manusia adalah: tikus, musang, opossum, rubah, musang kerbau dan sapi. Namun, kebanyakan dari kasus leptospirosis ini ditularkan melalui kencing tikus.
Advertisement
Gejala
Leptospirosis terjadi sebagai dua sindrom yaitu: Anicteric dan Ikterik.
Leptospirosis anicteric ditandai beberapa kombinasi berikut:
• Sakit kepala
• Demam (38-40 ° C)
• Menggigil
• Nyeri otot (biasanya terlokalisasi ke daerah betis dan lumbal)
• Mual dan muntah
• Anoreksia
• Diare
• Batuk
• Faringitis
• Konjungtivitis
• Ruam Nonpruritic
Sedangkan leptospirosis ikterik, yang juga dikenal sebagai penyakit Weil, ditandai beberapa kombinasi sebagai berikut:
• Demam
• Ikterus
• Gagal ginjal
• Pendarahan
Tidak hanya itu, tanda-tanda atau gejala lain juga bisa muncul ketika organ tubuh lain terkena. Berikut ini tanda dan gejala sesuai organ yang diserang:
Tanda dan gejala ketika jantung, hati dan ginjal diserang:
• Kelelahan
• Detak jantung tidak teratur, seringkali cepat
• Nyeri otot
• Mual
• Mimisan
• Nyeri di dada
• Sesak nafas
• Hilang nafsu makan
• Tangan, kaki atau mata kaki membengkak
• Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
• Putih mata, lidah dan kulit menguning (jaundice)
Tanda dan gejala ketika otak yang terkena bakteri:
• Ruam merah muncul pada kulit. Ketika ditekan, tidak berubah warna atau memudar
• Kebingungan atau disorientasi
• Mengantuk
• Kejang
• Demam tinggi
• Mual
• Fotofobia (sensitivitas terhadap cahaya)
• Masalah dengan gerakan fisik
• Leher kaku
• Pasien tidak dapat berbicara
• Muntah
• Agresivitas, atau berperilaku tidak biasa
Tanda dan gejala ketika paru-paru yang terinfeksi:
• Demam tinggi
• Sesak nafas
• Batuk darah
Pasien yang mengalami gejala-gejala tersebut dan tidak segera dibawa ke rumah sakit akan mendapat masalah yang lebih serius dan mungkin nyawanya akan terancam.
Penyebab
Bakteri yang mendiami ginjal dan dikeluarkan ketika hewan perantara buang air kecil, dan menginfeksi tanah atau air. Kontaminasi tersebut dapat bertahan dalam tanah atau air selama berbulan-bulan.
Manusia dapat terinfeksi bakteri tersebut dikarenakan:
• Minum air yang terkontaminasi
• Memiliki luka terbuka di kulit dan melakukan kontak dengan air atau tanah yang tercemar
• Mata, hidung atau mulut melakukan kontak dengan air atau tanah yang tercemar
• Melakukan kontak dengan darah hewan yang terinfeksi
Advertisement
Pengobatan
Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah leptospirosis. Namun, berikut pengobatan yang mungkin akan penderita dapatkan:
• Antibiotik tetrasiklin yang mungkin akan dokter resepkan untuk 5 sampai 7 hari.
• Jika antibiotik tetrasiklin dirasa tidak mempan, pasien perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan pengawasan dan pengamatan organ bagian mana saja yang terkena. Tidak menutup kemungkinan dokter akan memberikan antibiotik intravena kepada penderita leptospirosis. (Nadina Sabilla/Rio/Igw)