Hadapi Pemilihan Ketua MPR, Kubu Jokowi Ingin Tanpa Voting

Politisi PDIP Pramono Anung berharap ada kesempatan bermusyawarah dalam pemilihan pimpinan MPR Senin 6 Oktober besok.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 05 Okt 2014, 15:50 WIB
Jokowi-JK akan segera mendapat laporan dari 22 Pokja Tim Transisi yang segera mengakhiri tugas mereka (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Koalisi Indonesia Hebat (KIH) menyiapkan langkah-langkah stategis menyambut rapat paripurna pemilihan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Senin 6 Oktober besok. PDIP berharap ada kesempatan meraih kursi pimpinan MPR tanpa voting melainkan dengan musyawarah.

"Yang jelas tentunya kita masih berharap (tak voting), karena ini lembaga MPR harusnya masih ada ruang musyawarah. Tetapi kami menyadari jika tidak ada ruang itu, kita mempersiapkan langkah yang kita diskusikan tadi," ujar politisi senior PDIP Pramono Anung usai menghadiri pertemuan di kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Minggu (5/10/2014) siang.

Namun Pramono Anung enggan menjelaskan langkah-langkah yang dimaksud. Yang jelas, Koalisi Indonesia Hebat --yang menyokong Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK)-- telah mempersiapkan pemilihan pimpinan MPR besok.

Persiapan ini tentunya, kata Pramono Anung, sebagai upaya antisipasi menghadapi Koalisi Merah Putih, yang juga telah menyepakati pimpinan MPR melalui pertemuan di kediaman Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical Sabtu 4 Oktober kemarin --yang kabarnya telah menyepakati ketua MPR dari Partai Demokrat.

Maka itu, Pramono menegaskan, masih ada kesempatan bermusyawarah dalam pengambilan keputusan pemilihan pimpinan MPR dalam rapat paripurna besok.

"(Berharap) Alternatif bersama, kita musyawarah, namanya majelis musyawarah. Dan selama ini di MPR tidak ada pemungutan suara," jelas Pramono yang meninggalkan pertemuan lebih dulu dari kediaman Megawati.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya