Liputan6.com, Perth - Tujuh bulan berlalu, namun pesawat Malaysia Airlines MH370 yang dinyatakan hilang kontak saat terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia ke Beijing itu belum juga ditemukan. Tepat pada bulan ke-7 ini, tim pencari pun melanjutkan upayanya -- menemukan tempat peristirahatan terakhir burung besi itu.
Dilansir dari News.com.au, Senin (8/10/2014), peralatan sangat sensitif yang dapat mendeteksi jejak bahan bakar dalam air dari burung besi nahas itu akan dikerahkan dalam upaya pencarian di Samudera Hindia, demi memecahkan misteri keberadaan Boeing 777-200ER.
Sejauh ini, kapal pencari GO Phoenix telah mencapai titik di 2.400 km barat daya Perth Australia. Yang diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir pesawat Malaysia Airlines pembawa 239 orang.
Pencarian dengan mengunakan sonar di dasar laut, pemakaian peralatan yang melekat pada kabel sejauh 10 km-- yang dikenal sebagai 'tow fish' juga akan dilakukan.
Pencarian bawah air itu, dilanjutkan dengan analisis data teknis dan satelit serta pemetaan di lantai Samudra Hindia selatan.
Kepala Biro Keselamatan Transportasi Australia, Komisaris Martin Dolan mengaku puas atas segala upaya yang dilakukan untuk menemukan pesawat MH370 itu.
Advertisement
"Kami telah melakukan segala yang kami bisa dengan analisis, kami punya pemetaan terbaik dari dasar laut dan orang-orang terbaik di dunia untuk melakukan pencarian dengan sonar," beber Dolan.
"Namun kami bekerja dalam kondisi cukup sulit," tambah Dolan.
Dolan menuturkan, peralatan sonar itu akan mengirimkan sinyal soniK sejauh 1,5 km lalu mendapatkan refleksi dari dasar laut dan melihat apakah ada tanda-tanda keberadaan puing-puing pesawat.
"Ada kru khusus untuk melihat ada informasi yang masuk. Data juga akan ditransfer ke darat, di mana akan ditinjau ulang untuk memastikan tidak ada yang terlewatkan," jelas Dolan.
Dalam upaya pencarian terbaru ini, kapal GO Phoenix juga akan bergabung dengan kapal lain, Fugro Discovery -- yang diperkirakan tiba minggu depan. Bahtera itu akan melakukan pencarian di lokasi yang disebut pada busur ketujuh.
Selain itu kapal ketiga, yakni Fugro Equator juga akan dikirimkan ke lokasi pencarian pada akhir bulan. "Masih bisa memakan waktu hingga satu tahun untuk menganalisa di lokasi pencarian," ucap Dolan.
"Jika kita menemukan sesuatu, peralatan yang digunakan pada tow fish bisa mengambil foto dan mendeteksi keberadaan minyak di dalam air. Ada berbagai cara untuk mengkonfirmasikan apakah sesuatu di dalam laut itu tampak seperti lokasi jatuhnya puing-puing pesawat," tutur Dolan.
Dolan mengungkapkan, diperkirakan pesawat MH370 itu kehabisan bahan bakar lalu jatuh ke laut dalam kecepatan tinggi. "Kemungkinannya bisa jadi pesawat itu hancur berkeping-keping. Tapi kami belum banyak mendapat informasi terkait hal itu," ujar dia.
Apa yang sebenarnya terjadi pada MH370 belum dapat dipastikan. Sejumlah teori, spekulasi, berseliweran. Namun, ahli dan tim pencari tak mau menambah kesimpangsiuran informasi, sebelum duduk perkara jelas. Itu dilakukan demi menghormati keluarga mereka yang ikut lenyap bersama pesawat.
Pesawat MH370 dinyatakan hilang kontak saat terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia ke Beijing, China pada 8 Maret 2014 dini hari. Ada 239 orang yang berada di dalamnya, yang terdiri dari 227 penumpang dan 12 awak pesawat. (Ein)