Liputan6.com, New York - Bursa saham global mengalami tekanan pada pekan lalu. Kondisi bursa saham global mengalami tekanan itu dimanfaatkan investor untuk memburu saham-saham berkualitas, salah satunya miliarder di dunia Warren Buffet.
Kutipan terkenal Warren Buffet yaitu "menjadi takut ketika orang lain tamak, dan serakah ketika orang lain takut". Ia pun masih hidup dengan motto itu.
Advertisement
Investor legendaris menuturkan, ia membeli saham ketika indeks saham Dow Jones mengalami penurunan 238 poin pada Rabu pekan lalu.
"Saya suka membeli saham ketika turun tajam, dan semakin turun, semakin saya ingin membeli," ujar Buffet kepada CNBC, yang dikutip dari CNNMoney, Senin (6/10/2014).
Meski demikian, ia tidak memberikan spesifikasi saham-saham perusahaan yang dibeli. Ia hanya mengklaim saham-saham yang dibelinya cukup dikenal.
Akan tetapi, Buffet mencatat kalau aksi jual yang terjadi membantu dalam keputusannya untuk membeli saham-saham terlepas dari kondisi bursa saham secara keseluruhan.
"Jika Anda mengatakan kepada saya kalau pasar akan turun 500 poin pekan depan maka saya akan membeli saham-saham yang kemarin. Saya tidak tahu bagaimana pasar ke depan. Tapi aku tahu bagaimana memiliki bisnis wajar untuk disimpan dalam jangka panjang," kata Buffet.
Komentar Buffet sebagai investor ketika pelaku pasar semakin khawatir terhadap bursa saham. Apalagi ada sejumlah sentimen negatif mulai dari ekonomi Eropa dan protes di Hong Kong membuat bursa saham semakin rentan.
Indeks CNNMoney Fear and Greed yang mengukur sentimen pasar turun sekitar 3 persen. Meski demikian, dengan pengecualiaan beberapa perusahaan utilitas, dana pensiun Berkshire mengelola bisnis portfolio diinvestasikan 100 persen di saham. Seperti biasa, Buffet menyarankan investor untuk hanya berinvestasi di perusahaan yang mereka ketahui.
"Jika Anda tidak berinvestasi dalam hal-hal yang Anda tahu maka hanya berjudi pada dasarnya," ujar miliarder ini.
Selain menambahkan saham di dalam portofolionya, Buffet mengumumkan, pihaknya menandatangani kesepakatan untuk memperoleh grup Van Tuyl, sebuat auto dealer swasta dengan 78 lokasi di 10 negara. (Ahm/Nrm)