Isi Pembicaraan KIH dan KMP di Hotel Mulia

Dalam pertemuan ini, politisi PDIP Effendy Simbolon juga bertemu Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Prabowo membisikkan sesuatu ke Effendy.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 06 Okt 2014, 23:10 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Koalisi Indonesia Hebat (KIH) bertemu dengan Koalisi Merah Putih (KMP) di Hotel Mulia, Jakarta malam ini. Usai 3 jam bertemu, pembicaraan akhirnya usai.

Ketua DPP PDIP Effendi Simbolon mengatakan, dalam pertemuan tersebut anggota Koalisi Merah Putih (KMP) dari Golkar Setya Novanto meminta agar merelakan kursi pimpinan MPR. Bahkan, menawarkan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) mendapat ruang lebih menjadi pimpinan komisi.

"Saya bilang nggak ada ruang renegosiasi. Kita sudah proses 1 (Oktober) sampai dini hari, lalu kita sudah maksimal, kalau sudah maksimal ya itu ikhtiar kita. Kita hormati. Tidak ada kesan begging (mengemis). Kita di luar pemerintahan siap, masa di pemerintahan tidak? Dibagi juga bukan eksekutif. Mau 10-0 juga nggak apa-apa," terang Effendi usai pertemuan, Jakarta, Senin (6/10/2014).

"Yang sampaikan itu Novanto. DPR-MPR sudah final, tinggal kita perlebar di komisi-komisi. Kita berpikir ke sana pun tidak. Saya sampaikan itu tidak pernah atau sampaikan proposal begitu," tambah dia.

Dalam kesempatan ini, Effendi juga bertemu dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Mantan Danjen Kopassus itu membisikkan sesuatu kepada Effendi.

"Ada Pak Prabowo, cuma bilang jangan musuhan, saya senyum-senyum saja. Tapi dalam hati saya bilang siapa yang musuhan?" ucap dia.

Sinyalmen PPP

Terkait sinyalmen yang sudah ditunjukkan PPP karena merasa kurang diakomodir KMP dalam paket pimpinan MPR, Effendi menanggapi datar. Ia enggan berharap banyak.

"Kami tidak ingin analisa sinyalmen atau isyarat, yang jelas besok jam 10 kita running," kata dia.

Effendi menjelaskan, ruang untuk lobi-lobi politik sudah tertutup. Karena itu, yang ada hanya menjalankan dan melihat hasilnya. "Game is over. Tunggu besok saja."

"Kalau tidak tercapai, kita sudah maksimal. Lobi sudah kita lakukan, pro aktif tanpa kurangi prinsip dasar bernegara. Semua sudah dilakukan, tidak ada ruang di luar itu," tandas Effendi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya