DEN Imbau Jokowi Naikkan Harga BBM Bersubsidi di Awal 2015

Anggota DEN, Tumiran mengungkapkan, awal tahun depan merupakan waktu tepat menaikkan harga BBM Bersubsidi untuk melakukan sosialisasi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Okt 2014, 09:47 WIB
Kebijakan ini dilatarbelakangi turunnya kuota subsidi BBM di APBN-P 2014 dari 48 juta kiloliter menjadi 46 juta kiloliter, Senin (4/8/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Energi Nasional (DEN) menyarankan agar Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)/BBM bersubsidi awal tahun depan.

Anggota DEN Tumiran mengungkapkan, awal tahun depan merupakan waktu tepat menaikkan harga BBM bersubsidi, karena masyarakat memiliki waktu untuk menghadapi kondisi tersebut.

"Awal tahun depan, kasih tenggang waktu untuk masyarakat," kata Tumiran, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, seperti yang dikutip Selasa (7/10/2014).

Selain itu di sisi pemerintah, menurut Tumiran, bisa memiliki banyak waktu untuk memberi penjelasan kepada masyarakat, tentang pengurangan dana subsidi BBM akan dialihkan untuk membiayai sektor lain.

"Beri pengertian bahwa BBM naik, uangnya untuk apa seklian kita jelaskan kemasyarakar," tutur Tumiran.

Menurut Tumiran, jika kenaikan harga BBM bersubsidi dilakukan November,  kurang tepat.  Karena saat ini kondisi perekonomian sedang tidak stabil ditandai dengan rupiah melemah. Karena itu, kenaikan harga BBM bersubsidi sebaiknya tidak dilakukan pada awal pemerintahan.

"Saya kira jangan dinaikkan dululah, ekonomi masyarakat belum stabil rupiah anjlok," ujar Tumiran.

Seperti diketahui, Anggota Tim Transisi Jokowi - JK Luhut Panjaitan mengungkapkan, tim transisi telah final membahas kenaikan harga BBM bersubsidi, Presiden Terpilih Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla telah memutuskan  besaran Rp 3 ribu per liter pada November 2014.

"Itu sudah diputuskan pak Jokowi dan pak JK Jumat lalu mereka menaikkan Rp 3.000 November," pungkas Luhut. (Pew/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya