Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan akan melakukan koreksi terhadap target ekspor 2014 sebesar 5 persen. Dengan koreksi ini, target ekspor 2014 menjadi hanya sebesar US$ 180,5 miliar dari sebelumnya US$ 190 miliar.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan bahwa sebenarnya sejak awal tahun Kementerian Perdagangan memiliki tiga skenario soal pencapaian ekspor, yaitu skenario optimis, skenario normal dan skenario pesimis.
"Kalau kita bicara normal sekarang 4 persen-4,5 persen, optimis tadinya kita melihat 5,5 persen-6 persen dan pesimisnya mungkin 2,5 persen-3 persen. Kita lihat nanti bagaimana perhitungan ulangnya," ujar Bayu di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2014).
Menurut Bayu, koreksi ini juga sebagai respons dari kondisi pertumbuhan perdagangan dunia yang juga terkoreksi serta kurs rupiah yang melemah sehingga mempengaruhi target ekspor yang dicanangkan oleh Kementerian Perdagangan.
"Jadi dilihat dari sisi demand itu terjadi penurunan. Kemudian dari sisi biaya ada tekanan karena kurs. Dari total impor Indonesia sekitar 65 persen itu adalah bahan baku dan bahan baku penolong. Sehingga kalau kurs kita melemah, artinya beban biaya produksi dari impor adalah bahan baku dan bahan penolong," jelasnya.
Meski demikian, masih ada peluang yang masih bisa dikejar untuk mendorong peningkatan ekspor, salah satunya pada sektor mineral dengan diizinkannya kembali ekspor oleh Freeport dan Newmont. Selain itu, hasil dari investasi yang telah dilakukan sejak 2011-2012 saat ini sudah mulai dirasakan antara lain dengan meningkatnya ekspor otomotif.
"Kemudian kita juga melihat beberapa pasar utama kita masih tumbuh normal impornya, seperti Asia Timur itu masih cukup positif impornya. Kalau mereka impor, berarti ekspor dari kita kan," kata dia.
Dengan ada koreksi ini, lanjut Bayu juga diharapkan menjadi bahan pelajaran bagi pemerintahan baru untuk menggenjot ekspor pada sisa tahun ini dan untuk mempersiapkan target ekspor pada tahun depan.
"Ini memberikan ruang kepada kabinet baru untuk menilai ulang. Kita tidak menutup-nutupi kondisinya memang berat seperti yang dikatakan oleh Pak Lutfi (Menteri Perdagangan). Dua minggu ini akan kita sampaikan kepada kabinet yang akan datang. Silahkan mereka yang membuat sikap kalau dipandang perlu," tandasnya. (Dny/Ahm)
HEADLINE HARI INI
Geger Harvey Moeis dan Sandra Dewi Terdaftar BPJS Kesehatan Fakir Miskin, Kok Bisa?
Kondisi Ekspor 2014 Jadi Pembelajaran untuk Pemerintahan Baru
Wamen Perdagangan, Bayu Krisnamurthi menuturkan, kondisi mencapai target ekspor begitu sulit di 2014 dipicu permintaan dan rupiah melemah.
diperbarui 07 Okt 2014, 17:11 WIBWamendag Bayu Krisnamurthi saat membuka World Craft Council (WCC) Award of Excellence for Handicrafts, Selasa (22/04/2014) (Liputan6.com/Miftahul Hayat).
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Panglima TNI Akui Anggotanya Terlibat Penembakan Bos Rental Mobil: Jika Terbukti Bersalah Akan Ditindak Tegas
350 Kata Kata Keluarga Sederhana yang Menyentuh Hati
Mabuk Saat Tahun Baru, Polisi di Zambia Tak Sengaja Bebaskan 13 Tahanan
Honda Indonesia Recall 11.652 Mobil, Ini Biang Keladinya
Resep Tumis Pakcoy Telur: Hidangan Lezat dan Bergizi dalam 15 Menit
MK Hapus Presidential Threshold, Cak Imin Buka Peluang Usung Kader PKB di Pilpres 2029
Arti Mimpi Melahirkan Anak Perempuan dan Menggendongnya: Pertanda Baik atau Buruk?
VIDEO: Viral Truk Bermuatan Jeruk Alami Laka Lantas Di Tol Semarang-Batang
Muncul Hoaks soal Program Brigade Pangan, Kementan Imbau Masyarakat Hati-hati
7 Respons Sejumlah Pihak Usai Jokowi Jadi Finalis Tokoh Terkorup Dunia 2024 Versi OCCRP
Waspada Kebakaran, Warga Balikpapan Dapatkan Edukasi Siaga Bencana
Link Live Streaming LaLiga Valencia vs Real Madrid, Sabtu 4 Januari 2025 Pukul 03.00 WIB di Vidio