Liputan6.com, Brisbane - Kasus kematian tragis transgender WNI Mayang Prasetyo di tangan suaminya, Marcus Vorke di Australia tak hanya menggemparkan media tanah air saja. Namun juga media luar negeri.
Kini pemberitaan Mayang yang dalam media--media, khususnya luar negeri, disebutkan sebagai 'she-male' atau 'ladyboy' mendapatkan kecaman. Penyebutan kata-kata itu untuk menggambarkan sosok Mayang yang merupakan pria transgender dinilai merendahkan martabatnya dan kelompoknya.
Karena itu kelompok peduli transgender, Trans Health Australia menuntut permintaan maaf dari media News Corp atas beritanya tentang Mayang yang dimuat di halaman depan pada Selasa (7/10/2014). Seperti dikutip dari laman Bribane Times, kata ladyboy yang disematkan untuk Mayang dalam berita itu dinilai ofensif.
Sebuah petisi berisi tuntutan maaf itu pun dimuat secara online di situs Change.org. Lebih dari 4 ribu orang telah menandatangani petisi tersebut hingga pagi tadi. Dan jumlah itu diprediksi bakal berkembang pesat.
Mayang sebelumnya adalah seorang pria dengan nama asli Febri Andriansyah. Dia dikabarkan menjadi waria penghibur. Mayang Prasetyo mendapatkan bayaran tinggi usai 'melayani' para tamu, dan mengirim penghasilannya untuk membiayai pendidikan adik-adiknya di Indonesia.
Advertisement
Mayang Prasetyo yang berasal dari Lampung itu kini telah tiada. Ia dibunuh dan dimutilasi oleh pasangannya sendiri, Marcus. Potongan tubuhnya ditemukan di apartemen negeri kanguru pekan lalu. Marcus kemudian bunuh diri. Polisi Australia saat ini tengah menyelidiki kasus tersebut. (Riz)
Baca Juga