Liputan6.com, Jakarta - Korupsi di Indonesia semakin merajalela. Sejumlah elite tinggi di tanah air tersandung kasus korupsi. Mulai dari pejabat tingkat bawah hingga menteri. Hal ini menimbulkan pandangan bahwa korupsi di Indonesia telah mengakar.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqqodas mengatakan, bahwa akar korupsi di Indonesia adalah sebuah realita tentang pengingkaran kemanusiaan secara otentik. Sebuah reduksi kemanusiaan oleh manusia itu sendiri.
"Mengapa itu bisa terjadi? Itu jawaban karena koruptor adalah terrorising by himself (dari dirinya sendiri)," kata Busyro dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2014).
Busyro yang menjadi salah satu peserta calon pimpinan KPK ini menambahkan, dengan akar korupsi itu, maka pendekatan regulasi dan birokrasi diperlukan. Namun, ada akibatnya dengan adanya akar korupsi tersebut, yakni korupsi di sektor perekonomian, sektor Sumber Daya Alam (SDA), sektor demokrasi, dan sektor konstitusi.
"Juga ada corruption by design yang dilakukan oleh orang yang punya kekuasaan untuk abuse his authority. Amanahnya untuk kepentingan diri sendiri tapi mengingkari kepentingan jutaan rakyat," ujar dia.
Mantan Ketua Komisi Yudisial (KY) ini menjelaskan, pendidikan politik di Indonesia juga berpengaruh kepada korupsi. Akibat voting massa, maka rakyat tidak mengalami pendidikan politik. Partai politik jua mengalami kesulitan. "Maka yang terjadi adalah korupsi sistemik yang by design," ujar dia.
Tak cuma itu, Busyro mengatakan, korupsi saat ini hidup dalam birokrasi dengan suasana yang feodalisme. Apalagi, politik di Indonesia menganut sistem oligarki, bahkan dinasti.
"Dengan seperti itu maka yang diperlukan adalah dekonstruksi semua sistem mengenai kepolitikan. DPR perlu ditolong, dan KPK melakukan program-program untuk memperkuat DPR. Ini harus sinergi," tandas Busyro. (Rmn)
Wakil Ketua KPK: Koruptor adalah Terorising by Himself
Wakil Ketua KPK Busyro Muqqodas mengatakan akar korupsi di Indonesia adalah sebuah realita tentang pengingkaran kemanusiaan secara otentik.
diperbarui 07 Okt 2014, 21:11 WIBBusyro Muqoddas (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Toyota Hadirkan GR Supra Edisi Terakhir Hanya 300 Unit
3 Resep Bakwan Bakar yang Cocok Disantap Saat Hujan
Milenial dan Gen Z Lebih Sering Konsultasi Keuangan ke AI
Bos BEI Ingin Masyarakat Melek Investasi Saham Syariah
Daya Tarik Umbul Ponggok, Wisata Air Menarik di Klaten
Kemenangan Bersejarah Industri Kripto: Pengadilan Tolak Beri Sanksi Tornado Cash
1 Desember 1959: Perjanjian Antartika Larang Aktivitas Militer di Benua Tersebut
Hasil Liga Inggris West Ham vs Arsenal: Drama 7 Gol Warnai Kemenangan The Gunners atas Tuan Rumah
Allah SWT Tidak Suka Orang yang Berlebihan dalam Berdoa, Ini Maksudnya Menurut Gus Baha
Gus Yahya: Musyawarah Luar Biasa NU Itu Mimpi di Siang Bolong
Layanan Prima Bikin Jemaah Umroh Asal Belanda Pilih Biro Perjalanan di Yogyakarta Ini, Go Internasional
Melihat Momen Effendi Simbolon Mendukung RK yang Berujung Pemecatan dari PDIP