Ditemukan, 129 Amunisi Aktif Sisa PD II di Sentani Jayapura

Penemuan amunisi dari era PD II ini, terjadi saat Purwadi sedang melakukan penggalian tanah dengan sekop dan tiba-tiba mengenai benda keras.

oleh Katharina Janur diperbarui 08 Okt 2014, 10:09 WIB

Liputan6.com, Jayapura - Seorang pekerja bangunan bernama Purwadi (42) menemukan 129 butir amunisi aktif di sekitar Kompleks BTN Dobonsolo Grand, Kelurahan Yahim, Sentani-Kabupaten Jayapura. Penemuan itu terjadi saat dirinya sedang menggali tanah untuk membuat pondasi rumah.

Kapolres Jayapura, AKBP. Sondang Siagian mengatakan amunisi yang ditemukan Purwadi merupakan sisa peninggalan Perang Dunia II (PD II).

"Amunisinya masih aktif. Meskipun sudah lama terkubur dalam tanah dan peninggalan PD II, namun amunisi ini tetap berbahaya. Amunisi tersebut biasa digunakan pada senapan mesin dengan kaliber 42 milimeter," jelasnya, Selasa (7/10/2014).

Lanjut Kapolres Sondang, penemuan amunisi terjadi saat Purwadi sedang melakukan penggalian tanah dengan sekop dan tiba-tiba mengenai benda keras. "Karena penasaran dengan benda yang kena dialat kerjanya, maka Purwadi langsung meneruskan penggalian dengan tangannya. Ternyata yang ditemukan adalah ratusan amunisi," ungkap dia.

"Untuk pengamanan lebih lanjut, 129 butir amunisi dipindahkan ke Markas Gegana Brimob Polda Papua," jelas Sondang.

Atas penemuan tersebut, kepolisian setempat mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati jika melakukan aktifitas penggalian dan sejenisnya di daerah Sentani, Kabupaten Jayapura. Sebab di sekitar lokasi tersebut pada jaman PD II merupakan basis pertahanan tentara sekutu, sehingga diyakini masih banyak amunisi yang bertebaran di dalam tanah.

"Jika menemukan amunisi atau bahan peledak lain, harus segera melapor ke aparat keamanan setempat. Jangan coba-coba untuk membongkar isi amunisi yang ditemukan, sebab akan menimbulkan bahaya jika tidak ditangani dengan baik," pungkas Sondang.

Sebelumnya, bom peninggalan Perang Dunia (PD) II juga pernah ditemukan di Malaysia. Penemuan menghebohkan itu pertama kali diketahui seorang pekerja konstruksi. (Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya