Kalau Mau Dianggap Beradab, Tolak Sponsor dari Perusahaan Rokok

Kalau masih ada sponsorship di bidang olahraga dari perusahaan rokok itu bohong.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 09 Okt 2014, 17:00 WIB
Sejumlah pekerja menyelesaikan proses pelintingan rokok di pabrik rokok PT. Djarum, Kudus, Jateng, Selasa (8/4). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah pertandingan olahraga di Indonesia kebanyakan menggandeng perusahaan rokok sebagai sponsornya. Namun sebagai bangsa yang beradab, ada baiknya untuk menolak melakukan kerjasama dengan pihak yang dianggap membawa `penyakit` bagi masyarakat Indonesia.

"Kita tidak boleh percaya begitu saja bahwa sponsorhip dari industri rokok memiliki tujuan mulia untuk memajukan olahraga di tanah air. Jangan mau terkecoh," kata Dr. Hakim S Pohan, SpOG di Kantor Pusat Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2014).

Dokter kandungan yang dikenal getol memperjuangkan aturan rokok di Indonesia menyatakan, telah banyak bukti yang dapat dilihat dengan mata kepala sendiri bahwa percuma menggandeng industri rokok sebagai pihak sponsor.

"Bukti kan telah banyak. Misalnya saja prestasi kita di Asean Games terlebih lagi di Olimpiade tidak pernah bisa masuk lima besar. Padahal populasi kita termasuk di dalam jajaran lima besar dunia," kata Dr. Hakim mencontohkan.

Pun dengan target 10 besar di Asean Games, kata Hakim, kita hanya mampu mencapai angka 17 yang dianggap keramat. "Karena memang angka keramat itu yang kita senangi," kata dia.

Dokter kandungan yang sudah mulai memperjuangkan aturan soal rokok sejak masih menjadi anggota DPR RI ini menekankan agar masyarakat tidak mudah percaya bahkan yakin sepenuh hati bahwa industri rokok akan benar-benar memajukan olahraga di tanah air. Sebab industri rokok justru membunuh bibit olahragawan dan olahragawati sejak balita.

"Jadi kita harus perangi sponsorship industri rokok. Dan jika kita ingin masuk ke dalam jajaran negara yang beradab, aksesi dan tandatangani segera FCTC," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya