Persaingan dalam perebutan scudetto Serie A musim ini sangat ketat. Bagaimana tidak, menjelang pekan penutup posisi Inter Milan sebagai juara bertahan dan AS Roma sebagai penantang terdekat hanya terpaut satu poin. Melihat sengitnya persaingan antusiasme kedua pendukung klub sangat tinggi.
Namun pukulan cukup berarti menerpa kubu AS Roma. Dalam upayanya merebut poin penuh dari Catania di Stadio Massimino, Minggu, 18 Mei, Roma harus menerima kenyataan bahwa tifosi setia mereka—Romanisti—tidak diperkenankan hadir di stadion mendampingi.
Pihak-pihak yang memiliki otoritas menempatkan laga di Massimino sangat berisiko pecah konflik. Artinya, daripada terjadi hal yang tidak diinginkan, fans tim tamu tidak diperkenankan untuk datang. Kekecewaan Roma karena di satu sisi Interisti—fans Inter—dipersilahkan menemani Nerazzuri bertandang ke Stadio Ennio Tardini yang menjadi markas Parma tanpa adanya pembatasan.
“Sangat tidak aman jika membiarkan fans Roma datang dan menyaksikan pertandingan—di Massimino,” kata pemimpin Dewan Kota Catania, Giovanni Finazzo kepada La Sicilia. “Banyak situs atau media lain yang memberitakan tentang adanya kemungkinan terjadi bentrokan dan kami harus bertindak untuk mencari solusi yang tepat.”
Kedua fans memang dikenal memiliki sekumpulan ultras—suporter garis keras. Masih ingat tentu tewasnya seorang petugas polisi ketika Catania menjamu Palermo musim lalu. Sedangkan ultras Roma beberapa kali terlibat kericuhan yang di antaranya dengan fans Manchester United di Liga Champions musim lalu.
Kepentingan klub yang sangat besar juga bisa menggelorakan fans untuk saling baku-hantam. Roma sangat ingin merebut kembali gelar juara yang terakhir dipeluk di musim 2000-01. Sedangkan bagi Gli Elefanti menang harus dipetik demi mencegah tergelincir ke Serie B.
Keputusan ini sejatinya membuat geram kubu Roma dan khususnya fans mereka, namun di mata pasukan pengaman keputusan itu disambut positif. “Keputusan yang bisa meminimalkan tindakan melawan hukum dan tata tertib,” kata kepala polisi Catania, Michele Capomacchia kepada Football Italia. Meski demikian, “Kami tetap akan siaga dan akan mengantisipasi titik-titik yang diperkirakan menjadi tempat berkumpulnya tifosi.”
Namun pukulan cukup berarti menerpa kubu AS Roma. Dalam upayanya merebut poin penuh dari Catania di Stadio Massimino, Minggu, 18 Mei, Roma harus menerima kenyataan bahwa tifosi setia mereka—Romanisti—tidak diperkenankan hadir di stadion mendampingi.
Pihak-pihak yang memiliki otoritas menempatkan laga di Massimino sangat berisiko pecah konflik. Artinya, daripada terjadi hal yang tidak diinginkan, fans tim tamu tidak diperkenankan untuk datang. Kekecewaan Roma karena di satu sisi Interisti—fans Inter—dipersilahkan menemani Nerazzuri bertandang ke Stadio Ennio Tardini yang menjadi markas Parma tanpa adanya pembatasan.
“Sangat tidak aman jika membiarkan fans Roma datang dan menyaksikan pertandingan—di Massimino,” kata pemimpin Dewan Kota Catania, Giovanni Finazzo kepada La Sicilia. “Banyak situs atau media lain yang memberitakan tentang adanya kemungkinan terjadi bentrokan dan kami harus bertindak untuk mencari solusi yang tepat.”
Kedua fans memang dikenal memiliki sekumpulan ultras—suporter garis keras. Masih ingat tentu tewasnya seorang petugas polisi ketika Catania menjamu Palermo musim lalu. Sedangkan ultras Roma beberapa kali terlibat kericuhan yang di antaranya dengan fans Manchester United di Liga Champions musim lalu.
Kepentingan klub yang sangat besar juga bisa menggelorakan fans untuk saling baku-hantam. Roma sangat ingin merebut kembali gelar juara yang terakhir dipeluk di musim 2000-01. Sedangkan bagi Gli Elefanti menang harus dipetik demi mencegah tergelincir ke Serie B.
Keputusan ini sejatinya membuat geram kubu Roma dan khususnya fans mereka, namun di mata pasukan pengaman keputusan itu disambut positif. “Keputusan yang bisa meminimalkan tindakan melawan hukum dan tata tertib,” kata kepala polisi Catania, Michele Capomacchia kepada Football Italia. Meski demikian, “Kami tetap akan siaga dan akan mengantisipasi titik-titik yang diperkirakan menjadi tempat berkumpulnya tifosi.”