Ini 4 Penyebab Kanker Payudara

Menkes RI terangkan ada empat faktor risiko terjadinya kanker payudara. Apa saja?

oleh Benedikta Desideria diperbarui 12 Okt 2014, 18:03 WIB
Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi ungkapkan pentingnya mengubah gaya hidup demi menurunkan risiko terkena penyakit tidak menular dalam acara Jakarta Goes Pink di Balai Kota DKI Jakarta pada Minggu (12/10/2014). (Foto: Benedikta Desideria)

Liputan6.com, Jakarta Kanker payudara adalah kanker penyebab kematian tertinggi pada perempuan selain kanker mulut rahim. Hingga kini, jumlah penderitanya terus bertambah.

Data orang yang terkena kanker payudara memang menyedihkan, tak sedikit masyarakat Indonesia yang terkena penyakit ini, baik laki-laki maupun perempuan. "Setiap tahunnya sekitar 100.000-an yang terkena kanker payudara," terang Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi di sela-sela kampanye deteksi dini kanker payudara "Jakarta Goes Pink" di Balai Kota DKI Jakarta pada Minggu (12/10/2014).

Menurut Mboi ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya kanker payudara, yaitu:

1. Merokok
Tak hanya berlaku bagi perokok aktif, perokok pasif pun berisiko. " "Meski tidak merokok namun jika sering menghirup asap rokok dari orang di sekitar bisa sebabkan kanker," terang Mboi.

2. Perilaku makan
"Perilaku makan tak baik seperti diet tidak seimbang dan kurang serat sebabkan hadirnya kanker," jelas Mboi.

3. Polusi udara
Jangan anggap enteng udara kotor di sekitar Anda, hal ini sangat berpengaruh terhadap munculnya kanker lain tak cuma kanker payudara.  

4. Ibu tak menyusui
"Kanker payudara berisiko terjadi pada ibu-ibu yang tak pernah menyusui anaknya," ucap Mboi. Selain itu, perempuan yang melahirkan anak di usia lebih dari 35 tahun juga berpotensi terkena kanker payudara.

Jika hal tersebut bisa dihindari atau tak dilakukan risiko kanker payudara bisa menurun.

Mboi memberi catatan, untuk membiasakan melakukan upaya pemeriksaan payudara sendiri sebulan sekali. "Meski tidak merokok tapi orang-orang di samping kita merokok, atau merasa makan sudah sehat tapi Anda tidak tahu kan bahwa bisa saja di dalamnya ada racun-racun yang berbahaya untuk tubuh," terang Mboi.

"Begitu ada benjolan kecil, langsung tes apakah itu ganas atau tidak. Kalau masih kecil Insya Allah bisa disembuhkan," tandas perempuan berusia 74 tahun ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya