Liputan6.com, New York - Belajar dari kebangkrutan dan bangkit menjadi miliarder tentu bukan hal mudah yang bisa dilakukan siapa saja. Jeffrey Gundlach membuktikan dirinya mampu bangkit dari keterpurukan dan belajar bekerja keras hingga menjadi salah satu miliarder terkaya di dunia.
Mengutip laman Daily Finance, Senin (13/10/2014), Jeffrey tumbuh besar di New York di tengah keluarga yang tergolong kurang mampu. Tapi dia berhasil lulus dengan bantuan biaya dari sekolah karena prestasinya di bidang matematika dan filosopi yang memukau.
Advertisement
Dia lalu melanjutkan studinya di jenjang S2 ke Yale University di jurusan matematika. Dua tahun kemudian, karena sedikit perselisihan di bidang akademis, Gundlach dikeluarkan.
Saat itu dia pindah ke Los Angeles dan menemukan bakat musiknya. Dengan seorang teman dia membentuk band bernama Radical Flat. Gundlach dikenal sebagai pemain drum yang sangat handal.
Tapi musik tampaknya bukan jalan hidup terbaik bagi Gundlach. Dia jatuh bangkrut dan tidak memiliki uang sepeser pun, hartanya hanya TV hitam putih.
Akhirnya dia mendapat ide untuk mulai berinvestasi. Dia lantas melamar pekerjaan di sebuah perusahaan perbankan investasi. Wawancaranya membuat pihak perusahaan terpukau dan langsung menerimanya sebagai pegawai.
Dengan seluruh kecerdasannya di bidang matematika, dia dapat dengan mudah mempelajari seluruh bagian dari pekerjaannya. Gundlach rajin membaca buku dan mencoba berbagai formula investasi demi mendulang keuntungan yang lebih besar.
Hanya dalam enam bulan, dia memahami obligasi melebihi teman-teman yang lain. Enam bulan kemudian dia bahkan dipercaya menjadi manajer portofolio untuk aset bernilai jutaan dolar.
Kini, Gundlach telah berhasil mendirikan perusahaan investasi sendiri yang mengelola aset senilai US$ 1,94 triliun. Bahkan selama lebih dari 30 tahun dia dianggap sebagai investor obligasi paling handal di dunia. (Sis/Ndw)