Jadi Miliarder Tidak Selalu Menyenangkan, Kenapa?

Kehidupan miliarder dengan harta berlimpah pasti membuat banyak orang merasa iri. Tapi siapa bilang jadi miliarder itu selalu menyenangkan?

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 13 Okt 2014, 10:09 WIB
Mark Zuckerberg (telegraph)

Liputan6.com, New York - Melihat kehidupan para konglomerat dengan harta berlimpah ditambah berbagai fasilitas mewah tentu membuat banyak orang merasa iri. Tapi siapa bilang jadi miliarder itu selalu menyenangkan?

Mengutip laman Business Insider, Senin (13/10/2014), pendiri Y Combinator, perusahaan penyedia dana dan masukan bagi para pengusaha baru, Paul Graham mengatakan, beberapa miliarder belum tentu bahagia dengan kehidupannya. Sebagai contoh, Mark Zuckerberg dan Larry Page yang memiliki harta miliaran dolar AS.

Menurutnya, kekayaan para miliarder yang justru membuatnya sulit merasa bahagia.

Graham menjelaskan, para miliarder akan kesulitan menikmati kegiatan hariannya atau melakukan berbagai hal menyenangkan secara mendadak seperti kebanyakan orang pada umumnya.

"Mark Zuckerberg tak akan pernah bisa bebas berada di negara lain. Dia memang dapat melakukan banyak hal yang tidak bisa dilakukan orang lain seperti menyewa pesawat pribadi untuk mengantarnya berkeliling dunia. Tapi kesuksesan telah merenggut banyak kejutan menyenangkan dari hidupnya," papar Graham.

Lantas dia membahas kehidupan CEO Google Larry Page. Bagi kebanyakan orang, kehidupan Page mungkin sangat mengagumkan dan membuat iri.

Tapi bayangkan saja, di usia 25 tahun dia telah memusatkan seluruh pikiran dan tenaganya untuk membangun bisnis. Setiap hari ada saja persoalan yang terjadi di kerajaan Google yang hanya bisa diselesaikan sang CEO.

Page, sebagai CEO yang harus menuntaskannya. Kehidupan Page tampak tak bisa lepas dari berbagai urusan bisnis.

Tekanan berikutnya, para miliarder tampak tak pernah bisa kelihatan takut karena akan menghilangkan rasa simpati dari masyarakat.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya