3 Kementerian dan BPOM Sepakat Majukan Teknologi Sel Punca

Menkes, Menteri BUMN, Menristek dan BPOM tandatangani MoU tentang pengembangan sel punca di tanah air/ Foto : Aditya Eka Prawira

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 13 Okt 2014, 14:45 WIB
Menkes, Menteri BUMN, Menristek dan BPOM tandatangani MoU tentang pengembangan sel punca di tanah air/ Foto : Aditya Eka Prawira

Liputan6.com, Jakarta Sadar bahwa sel punca memiliki beragam manfaat bagi kesehatan, dan ingin menjadikan sel punca sebagai tuan rumah di negeri sendiri, tiga Kementerian dan satu Lembaga Negara menandatangani kesepakatan bersama (MoU) pengembangan sel punca dan jaringan di Ruang Leimena Lantai 2, Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, HR. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Senin (13/10/2014)

Tiga Kementerian dan satu Lembaga Negara yang dimaksud adalah Menteri Kesehatan (dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH), Menteri Badan Usaha Milik Negara (Prof. Dr. (H.C) Dahlan Iskan), Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia, dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Dr. Roy Sparringa,M.App.Sc.,)

Melalui penandatangan MoU ini, Menkes berharap pengembangan sel punca dan jaringan dapat terlaksana secara komprehensif, serta mencakup semua aspek. Baik penelitian, penerapan, pemanfaatan, pelayanan, maupun pengawasan.

"Di dunia, sel punca telah menunjukan dapat dimanfaatkan oleh manusia, dari yang berusia sangat tua hingga mereka yang masih kanak-kanak. Karena besar manfaatnya, kami pun semangat untuk berkomitmen mengembangkan sel punca di Tanah Air," kata Menkes menerangkan.

Menkes bercerita, semangatnya utuk menandatangi MoU ini semakin membucah tatkala mengetahui BJ. Habibie menggunakan sel punca untuk mengobati lututnya. "Kalau manfaatnya sebesar itu, kenapa kegembiraan itu tidak kita berikan kepada semua orang saja," kata Menkes menambahkan.

Selain itu, karena bosan mendengar produsen sel punca dan jaringan saling menjelekan produsen lainnya, maka sekitar tujuh bulan lalu Menkes pun menemui Komite Pengembangan Sel Punca dan Jaringan, Prof. Dr. dr. H. Farid Anfasa Moeloek, SpOG.

"Bosan mendengar ada yang bilang ke saya kalau ini bagus itu jelek, itu bagus ini jelek. Daripada saling menjelekan, ada baiknya kita bersatu untuk mengembangkan sel punca di Indonesia," kata Menkes.

Dalam kesempatan itu, Dahlan Iskan menuturkan bahwa ilmuwan asal Indonesia tidak kalah dari ilmuwan asal negara lain dalam hal pengembangan sel punca dan jaringan. Apalagi, Dahlan sendiri sudah merasakan manfaat yang cukup besar dalam penggunaan sel punca dan jaringan di dalam tubuhnya.

"Saya tidak mungkin mau menandatangi MoU ini kalau sel punca tidak bermanfaat. Karena saya sendiri sudah merasakan manfaatnya, maka saya mau untuk bergabung menandatangani MoU ini," kata Dahlan Iskan.

Bahkan Dahlan sangat bangga dengan hasil kerja tenaga medis asal Indonesia terkait dengan sel punca dan jaringan tersebut. "Saya tidak melakukannya di Jerman, tidak juga di Korea, tapi di Surabaya. Itu sudah menunjukan bahwa sel punca bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri," kata Dahlan.

Pengembangan teknologi dan pelayanan sel punca dan jaringan telah dimulai di Indonesia sejak enam tahun lalu, pada 2008. Ada pun manfaat dari sel punca dan jaringan ini untuk pengobatan beragam penyakit degeneratif, seperti Parkinson dan Alzheimer.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya