Ahok: Dulu Bapak Saya Punya Bioskop Keliling

Ahok menuturkan bioskop milik ayahnya itu kerap dipadati yang datang hingga bertruk-truk.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 14 Okt 2014, 02:23 WIB
Ahok tantang parpol pecat kadernya yang jadi kepala daerah melalui pilkada langsung dan tidak setuju RUU PIlkada (Liputan6.com/ Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk ketiga kalinya mengajak jajaran PNS Pemprov DKI menonton film bersama. Sebelum nonton bareng (nobar) film Tabula Rasa malam ini, Basuki alias Ahok juga pernah nobar dokumenter berjudul 'Jalanan' di Balaikota Jakarta dan 'Negeri Tanpa Telinga' di Bioskop 21 Epicentrum, Jakarta Selatan.

Minat dan perhatiannya terhadap perfilman ternyata sudah muncul sejak remaja. Pasalnya, almarhum ayah Ahok, Indra Tjahaja Purnama, dulu memiliki usaha bioskop keliling.

"Dulu bapak saya punya bioskop. Bioskop keliling dan bioskop gedung," ucap Ahok di Bioskop 21 Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (13/10/2014).

Karena itu, dirinya sudah akrab dengan film meski hanya sebagai penonton. Ahok mengaku kerap menonton film-film Rhoma Irama di kampung halamannya bersama warga. Juga film Bing Slamet, Ateng, dan lainnya.

Kala itu bioskop ayahnya kerap dipadati warga yang datang hingga bertruk-truk. Namun, lambat laun budaya itu menghilang. Bioskop tak lagi leluasa memutar film karena adanya kebijakan bagi hasil.

"Saya kira masa itu hilang. Ketika itu semua bioskop harus bagi hasi. Kalau tidak, tidak dapat film. Itulah awalnya semua bioskop itu rontok," jelas Ahok.

Ia pun mendukung ketika akhirnya Peraturan Gubernur Nomor 115 Tahun 2012 Tentang Pembebasan Sebagian Pajak Hiburan Untuk Produksi Film Nasional dikeluarkan.

Ketentuan tersebut mengatur pengusaha bioskop yang memutar film di wilayah DKI diharuskan mengembalikan 75% dari pajak hiburan atau pajak tontonan dari seluruh pemasukan hasil penjualan tiket masuk (yang mestinya disetor ke kas Pemprov) kepada produser film nasional.

"Kami kasihkan kembali 75% supaya bisa membangkitkan kembali perfilman kita. Yang penting film Indonesia harus bagus. Makanya saya juga mau dorong setahun minimal 3 kali nonton film. Dorong semua pejabat itu punya hati kepada perfilman dan mendukung perfilman nasional," jelas Ahok.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya