Pengusaha Optimistis Bisnis Bakal Moncer di Pemerintahan Jokowi

89,2 persen responden yang berasal dari kalangan pengusaha optimistis bahwa investasi asing di Indonesia akan terus meningkat.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 15 Okt 2014, 11:28 WIB
Kelompok Kerja (Pokja) Tim Transisi Jokowi-JK dibubarkan karena tugasnya membantu memberi masukan dan kebijakan untuk Pemerintahan Jokowi-JK mendatang telah selesai, Jakarta, (28/9/14). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Para pelaku usaha percaya Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) bisa mendorong pertumbuhan perekonomian di Tanah Air ke level yang tinggi. Namun Ada satu catatan yang harus diperhatikan oleh Jokowi-JK yaitu mengenai pembenahan infrastruktur.

Direktur Riset Bisnis Indonesia, Arif Budisusilo menjelaskan, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bisnis Indonesia belum lama ini menunjukkan bahwa 89,2 persen responden yang berasal dari kalangan pengusaha optimistis bahwa investasi asing di Indonesia akan terus meningkat.

Selain itu, 78,5 persen responden percaya jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga akan terus mencetak rekor. Lalu 43,2 persen responden menyatakan bahwa suku bunga Bank Indonesia akan berada di level yang sama.

"Keyakinan yang sama pula dengan laju inflasi. Hampir separuh responden yakni 46,3 persen cukup yakin bahwa inflasi akan turun di era pemerintahan baru Jokowi-JK," jelas Arif, di Jakarta, Rabu (15/10/2014).

Namun, pengusaha pun juga memberi peringatan kepada pemerintah baru. Agar perekonomian terus jalan, infrastruktur menjadi perhatian utama para pengusaha tersebut. Oleh sebab itu, Jokowi-JK harus memperbaiki sarana dan prasaran penunjang bisnis.

"Infrastruktur harus menjadi perhatian utama pemerintahan Jokowi-JK dalam jangka pendek dan menengah," ucap dia.

Sebagai informasi, survei tersebut dilaksanakan mulai tanggal 18 Agustus 2014 hingga 1 Oktober 2014. Sebanyak 200 pengusaha menjadi narasumber yang terdiri dari komisaris, direksi, sampai general manager perusahaan-perusahaan besar.

Survei dilakukan dengan metode wawancara langsung dengan panduan kuesioner dan melalui surat eloktronik. "Margin errornya sekitar 1,36 persen," tandas dia. (Amd/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya