Citizen6, Yogjakarta Mendaki gunung lewati lembah. Lagu tersebut sepertinya cocok untuk menggambarkan kegiatan “Mountaineering Biologist Back to Nature” yang diselenggarakan oleh Pemikat (Pengembangan Minat dan Bakat) KMP Biologi UGM pada Jumat sampai Minggu (10-12/10) 2014 yang lalu di Gunung Merbabu jalur Selo, Boyolali, Jawa Tengah.
Betapa tidak. Untuk menggapai puncak Trianggulasi Kentengsongo setinggi 3142 mdpl pendaki 43 mahasiswa pascasarjana Biologi UGM dari angkatan 2012-2014 harus melewati beberapa bukit dan lembah, naik dan turun, serta beberapa tantangan lain yang memacu adrenalin.
Advertisement
Tepat pukul 9:00, Ketua Panitia sekaligus Kadep Pemikat, Moh. Fadnan Akhmadi mengomandoi perjalanan pertama ke Gunung Merbabu. Jalur yang dilalui adalah basecamp – Pos I – Pos II – Pos III (Batu Tulis) – Pos IV (Savana I) – Pos V (Savana II) – puncak Trianggulasi Kentengsongo.
“Proses pendakian terbilang lama, maklum banyak pendaki pemula. Sebagian besar stamina peserta kurang, malah ada beberapa yang mengalami kram otot kaki dan muntah. Padahal sudah diingatkan pada saat TM (technical meeting), tapi tetap banyak yang tidak pemanasan atau latihan rutin sebelum berangkat”, ungkap Fadnan. Rombongan sempat terpisah-pisah selama perjalanan.
Menurutnya, hal ini karena sebagian panitia harus menyertai peserta yang di belakang. Savana II merupakan tujuan camping rombongan KMP Biologi. Bagi sebagian peserta ini merupakan pengalaman pertama mendaki gunung dan mencapai puncak bersama rekan-rekan tercinta.
Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja kepengurusan 2013/2014. Menurut Moh. Fadnan Akhmadi, kegiatan ini ditujukan untuk melatih fisik dan survivalitas di alam, dan merupakan ajang untuk lebih mengenal alam yang merupakan “laboratorium sesungguhnya”. Di wilayah ini terdapat beberapa spesies tumbuhan endemik yang hanya dijumpai di dataran tinggi, seperti Anaphalis javanica, yang dikenal secara populer sebagai Edelweiss Jawa atau Bunga Senduro.
Tri Suwandi mengungkapkan bahwa ini merupakan kegiatan pendakian pertama yang diselenggarakan oleh KMP Biologi sejak didirikan tahun 2011 yang lalu. Lebih jauh, pemuda asal Lampung yang memecahkan rekor ujian komprehensif tercepat Prodi Biologi UGM ini mengucapkan syukur dan apresiasi pada pihak yang membantu kelancaran kegiatan ini.
“Alhamdulillah bisa terlaksana setelah dilakukan survei beberapa kali ke lokasi pendakian untuk mengecek kondisi lokasi pendakian. Apresiasi dan terima kasih untuk kerja sama dan kerja keras panitia semuanya, mulai dari panitia inti, tim survei, tim perlengkapan, tim kesehatan, tim pemandu atau tim “palang pintu” sehingga acara ini dapat terselesaikan dengan baik”, ujarnya.
Selain sebagai wadah penyaluran hobi berpetualang, kegiatan ini dinilai sebagai ajang pemupuk keakraban antar sesama mahasiswa. Hal ini diungkapkan oleh Latifatus Syiriah, alumni Pascasarjana Biologi 2012-2014.
Salah satu asisten praktikum terbaik di Laboratorium Entomologi ini juga berpesan untuk meningkatkan kegiatan ini di kesempatan selanjutnya.
Tak sedikit wanita-wanita tangguh yang terlahir dari petualangan Mountaineering Biologist Back to Nature ini. Dari angkatan 2013 misalnya, ada Auliana Afandi, Cininta Pinasthika, dan Agustinur Hamdani. Auliana Afandi, yang juga menjabat sebagai Bendahara KMP Biologi 2013-2014, menyalurkan pendapatnya tentang kegiatan ini.
“Dibalik setiap langkah kaki wanita yang sampai di puncak, selalu ada pria pria yang dengan sabar memberi semangat saat perjalanan terasa melelahkan, menarik tanganya ketika tidak mampu dan tidak lelah membohongi bahwa puncak sudah dekat”. Senada denga Auliana, Cininta dan Agustinur juga mengungkapkan ketakjubannya akan pengalaman pertama mereka menjajaki puncak Merbabu dan berterimakasih untuk semangat kekeluargaan yang terasa selama kegiatan.
Selain melibatkan angkatan 2012 dan mayoritas angkatan 2013, kegiatan ini juga diikuti beberapa pendaki muda dari angkatan 2014. Walaupun baru memulai proses perkuliahan, namun tak menyurutkan niat mereka untuk mengikuti kegiatan yang menantang dan cukup melelahkan ini. Ayuda Bahana Ilham dan Rila Rahma Apriani adalah dua di antaranya. Ilham yang juga alumni S1 Biologi UGM menganggap pengalaman menaklukkan Merbabu sebagai pengalaman luar biasa.
Rila secara khusus menyampaikan pendapatnya dalam bahasa Inggris, “Mountain climbing is not only how strong we climb but also about how we climb our feelings, sharing, helping, understanding, and loving each other. That's what I get from Mountaineering to Merbabu 2014 with KMP Biologi UGM”.
Ya, memang kegiatan pendakian ini bukan sekedar pendakian biasa namun juga menjadi latihan bagaimana mengontrol diri dan ego pribadi serta lebih mengutamakan berbagi, saling menolong, dan melindungi antara satu dan yang lain dalam lingkup Keluarga Mahasiswa Pascasarjana Biologi UGM, tak terbatas oleh perbedaan angkatan ataupun asal daerah. Semoga Merbabu bukan puncak terakhir yang kita taklukkan (Syarif-Trisu/Foto: Dok.Panitia)
Pengirim:
Dzul Fithria Mumtazah
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel, foto atau video seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com