5 Cita-cita Ahok Setelah Ditinggal Jokowi

Meski masa jabatan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta tak diselesaikan hingga 2017, Ahok tetap santai.

oleh Nadya Isnaeni diperbarui 15 Okt 2014, 19:05 WIB
Meski masa jabatan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta tak diselesaikan hingga 2017, Ahok tetap santai.

Liputan6.com, Jakarta - Masa-masa selama 2 tahun ini dikecap indah oleh Ahok. Pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu mensyukuri detik demi detik kebersamaannya dengan Jokowi sebagai pasangan pemimpin Ibukota.

"Enak, ya punya teman," ucap Ahok sambil tersenyum di Balaikota, Jakarta, Rabu (15/10/2014).

Kini Ahok bersiap-siap untuk ditinggalkan Jokowi yang sebentar lagi bakal dilantik menjadi presiden. Meski kebersamaannya dengan Jokowi bakal segera berakhir, mantan Bupati Belitung Timur itu tetap mantap maju memimpin Ibukota. Walau harus sendirian sekalipun.

Namun siapa sangka, di balik perpisahannya dengan Jokowi, Ahok memendam cita-cita. Apa saja cita-cita itu?

Berikut 5 cita-cita Ahok saat ditinggal Jokowi yang dirangkum Liputan6.com:

Berikutnya: 1. Naik Pesawat Presiden


1. Naik Pesawat Presiden

Meski masa jabatan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta tak diselesaikan hingga 2017, Ahok tetap santai. Kepada Jokowi yang dalam beberapa hari ke depan menyandang status sebagai presiden, Ahok pun berpesan.

Dengan nada bercanda, Ahok berharap mantan Walikota Surakarta itu agak tak melupakannya ketika sudah pindah kantor ke Istana Merdeka. Salah satu harapannya, ingin diajak Jokowi naik pesawat kepresidenan.

"Jangan lupa sama Ahok. Kalau naik pesawat dinas, ajak-ajak Ahok. Hehehe," ucap Ahok.

"Nanti kalaupun dia jadi presiden, suruh blusukan aja. Blusukan pakai pesawat baru," kata mantan kader Partai Gerindra itu.

Berikutnya: 2. Jokowi Tinggal di Rumah Dinas Gubernur


2. Jokowi Tinggal di Rumah Dinas Gubernur

Hanya selangkah lagi Ahok dipastikan bakal naik pangkat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dengan statusnya itu, Ahok pun otomatis bakal mendapatkan fasilitas berupa rumah dinas gubernur yang sempat ditempati Jokowi.

Namun Ahok tak mau menempati rumah bekas Jokowi itu.

"Oh kalau saya nggak tinggal di rumah dinas sepertinya," ungkap Ahok pada 13 Oktober 2014.

Berikutnya: 3. Mau Lihat Istana


3. Mau Lihat Istana

Bukannya tanpa alasan Ahok tak mau menempati rumah dinas gubernur. Ada alasan mengapa dia ingin Jokowilah yang mengambil alih menempati rumah tersebut.

Alasannya, Ahok ingin lihat Istana.

"Makanya saya minta Pak Jokowi, kalau surat presiden sudah keluar, saya minta Pak Jokowi jangan tinggalin rumah dinas dulu," ucap Ahok.

"Nanti saya mau bikin acara nganter Pak Jokowi dari rumah dinas di Taman Suropati menuju Istana, sekaligus kita mau lihat Istana kayak apa, kan lumayan," imbuh Ahok.

Berikutnya: 4. Ingin FPI Dibubarkan


4. Ingin FPI Dibubarkan

Ahok sadar, dia tak memiliki hak untuk membubarkan ormas Front Pembela Islam (FPI). Ormas itulah yang kini keras menyuarakan penolakan Ahok menjadi gubernur DKI Jakarta. Karena itu dia berharap Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) yang segera dilantik bisa membantunya. 

"Makanya tunggu saja, tunggu temen saya (Jokowi) di Istana dulu," kata Ahok 9 Oktober 2014.

Berikutnya: 5. Tak Mau Jadi Gubernur


5. Tak Mau Jadi Gubernur

Ahok memberikan kabar mengejutkan. Tiba-tiba saja dia menolak untuk diangkat menjadi gubernur. Dia berharap baru diangkat menjadi gubernur setelah menjadi Wakil Gubernur DKI selama 2,5 atau 3 tahun, atau 6 bulan dari sekarang.

Mengapa begitu?

"Kalau jadi Gubernur menggantikan Jokowi kurang dari 2,5 tahun, maka saya bisa nyalonin 2 kali lagi dalam Pilkada DKI. Tetapi kalau saya dilantik sekarang, saya rugi sebetulnya," ungkap Ahok.

Alasannya, karena berdasarkan undang-undang, jabatan kepala daerah itu dihitung 1 periode minimal 2,5 tahun. Apabila menjadi Gubernur kurang dari 2,5 tahun, maka dirinya tidak akan dihitung menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Sehingga, Ahok bisa mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI pada pemilihan kepala daerah DKI pada tahun 2017-2022 mendatang. (Sss)

 
 
 
 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya