Kelebihan Pasokan, Harga Minyak Hampir Jatuh ke US$ 80 per Barel

Harga minyak mentah jenis Brent sempat menyentuh level US$ 41 per barel, namun mampu naik kembali ke level US$ 84 per barel.

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Okt 2014, 06:41 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah terus mengalami penurunan dan terus-menerus menyentuh level terendah namun akhirnya mampu naik kembali. Penurunan tersebut karena lemahnya permintaan sehingga menyebabkan pasokan berlebih.

Mengutip CNBC, Kamis (16/10/2014), harga minyak mentah jenis Brent sempat menyentuh level US$ 41 per barel, namun mampu naik kembali ke level US$ 84 per barel.

Pada perdagangan sebelumnya atau pada Selasa, (14/10/2014), harga minyak mengalami penurunan harian terbesar dalam tiga tahun terakhir setelah  The West's Energy Watchdog memangkas perkiraan permintaan minyak dunia untuk tahun ini dan tahun depan.

Harga minyak sempat menyentuh penurunan sebesar US$ 4 per barel pada perdagangan Selasa lalu. Penurunan terbesar selama lebih dari dua tahun karena kurangnya permintaan telah terbukti.

Salah satu penyebab penurunan harga minyak mentah ini karena keengganan dari anggota OPEC untuk memangkas produksinya. Para produsen minyak terutama Arab ngotot untuk mempertahankan pangsa pasar sehingga tidak mendukung harga untuk terus bertahan di level atas.

"Saya rasa para anggota OPEC akan melihat realisasi harga minyak saat ini sehingga bisa mengelola produksi mereka. Namun saya kira OPEC sendiri tidak bisa berbuat banyak dengan apa yang telah terjadi saat ini," jelas Peneliti Senior Energy Management Institute, New York, Amerika Serikat, Dominick Chirichella. (Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya