Liputan6.com, Hong Kong - Pasca-unjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong yang berujung bentrok pada Selasa dan Rabu malam kemarin, para aktivis sepanjang Kamis bertahan di tenda-tenda. Mereka mengungkapkan kemarahannya kepada polisi Hong Kong menyusul terjadinya kekerasan terhadap pengunjuk rasa.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Kamis (16/10/2014), mereka menganggap polisi layaknya gengster jalanan dan tidak menjalankan tugasnya sebagai pelindung masyarakat.
Sehari sebelumnya, pengunjuk rasa pro-demokrasi mengamuk di Jalan Lung Wo, Hong Kong. Mereka melawan petugas setelah polisi Hong Kong menggunakan semprotan merica untuk membubarkan unjuk rasa. Tongkat kayu juga menjadi senjata polisi untuk menghadapi pengunjuk rasa.
Dua hari sebelumnya bentrokan antara pengunjuk rasa dengan polisi juga terjadi di Jalan Lun Wo, Hong Kong. Sedikitnya 45 demonstran, 37 pria dan 8 perempuan ditangkap dengan tuduhan berkumpul secara ilegal dan menghalangi kerja polisi.
Kini pemimpin eksekutif Hong Kong, Leung Chun-Ying kabarnya sudah siap berdialog dengan aktivis mahasiswa pro-demokrasi. (Rmn)
Baca juga:
Pukuli Pengunjuk Rasa, 6 Polisi Hong Kong Dimutasi
Advertisement
Laman BBC Berbahasa Inggris Diblokir di China
Iklan Payudara Raksasa Picu 500 Kecelakaan Lalu Lintas di Moskow