Liputan6.com, Beijing - Memunculkan keindahan properti melalui setiap lekuk bangunannya tentu bukan hal mudah bagi siapapun. Namun arsitek termana dunia Moshe Safdie mengatakan, bekerja membangun properti di China membutuhkan kegigihan yang luar biasa hebat.
"China merupakan tempat paling menantang di dunia untuk membangun properti. Selain ukurannya, bangunan di China juga sangat rumit karena Anda harus memenuhi serangkaian regulasi," ungkap Safdie seperti dikutip dari CNBC, Jumat (17/10/2014).
Advertisement
Safdie merupakan arsitek di balik banyak bangunan ternama di berbagai belahan dunia seperti U.S. Institute of Peace Headquarters, Khalsa Heritage Memorial di India dan Marina Bay Sands Singapura.
Kini pria berusia 76 tahun itu tengah membangun proyek bangunan waterfront di Yangtze dan Jialing Rivers.
"Sistem perizinan China, kode-kode bangunan, dan kajian perancangan sama sekali berbeda dengan yang biasa kami gunakan. Saya rasa satu bangunan saja bisa mencapai enam hingga tujuh tahun di sana," ungkap dia.
Sejauh ini, Safdie mengaku rancangan bangunan merupakan yang utama saat mendirikan sebuah properti. Lekuk bangunan juga harus mampu membuat banyak orang merasa terinspirasi.
"Tapi saya tidak suka orang-orang kagum hanya sebentar. Bangunan yang bagus harus mampu bertahan 50 tahun dan bukan cuma 5 menit," tandasnya.
Namun dengan berbagai pengalamannya membangun properti di Kanada, AS, dan sejumlah negara lain, China tetap menjadi negara paling rumit dan menantang