Liputan6.com, Jakarta - Penguatan dolar di tengah kekhawatiran investor mengenai pertumbuhan ekonomi global kembali menjadi tekanan bagi rupiah. Setelah terus berfluktuasi sepanjang pekan, nilai tukar rupiah akhirnya kembali melemah.
Presiden terpilih Jokowi akhirnya bertemu dengan mantan rivalnya saat Pilpres 2014 Prabowo Subianto. Sebelum bertemu Prabowo, Jokowi juga telah bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.
Advertisement
Namun pertemuan tersebut juga ternyata tak mampu mendongkrak nilai tukar rupiah.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), Jumat (17/10/2014), menunjukkan nilai tukar rupiah berada di level 12.222 per dolar AS. Angka tersebut menunjukkan rupiah terkoreksi 15 poin dari perdagangan sebelumnya di level 12.207 per dolar AS.
Sementara data valuta asing (valas) Bloomberg, justru mencatat nilai tukar rupiah menguat tipis. Meski begitu, nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan sebelumnya di level 12.260 oer dolar AS.
Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih bertengger di kisaran 12.217 hingga 12.240 per dolar AS.
Mengacu pada penelusuran Bloomberg, 24 mata uang di negara berkembang tercatat melemah terhadap dolar yang terus menguat dalam tiga bulan terakhir.Pelemahan rupiah dan mata uang negara berkembang lain juga terjadi karena isu penarikan seluruh dana stimulus Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).
"Rupiah dapat melemah sekitar 1,7 persen bulan ini," ungkap para ahli strategi mata uang. (Sis/Ndw)