Liputan6.com, Jakarta - Komite Ekonomi Nasional (KEN) menilai pemerintahan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akan mengalami banyak tantangan terkait adanya gejolak ekonomi domestik maupun global.
Wakil Ketua KEN, Raden Pardede mengatakan, pada tahun depan, Indonesia akan menghadapi beberapa tantangan. Pertama adalah angin buritan ekonomi yang sudah berlalu. Angin buritan ekonomi adalah angin segar perekonomian yang menguntungkan Indonesia.
"Masa lalu dari 2005-2012, ekonomi RI bergerak kondusif menguntungkan kita. Suku bunga rendah, likuiditas melimpah dan harga komoditas tinggi. Perkembangan geopolitik juga stabil dan poltik. Tapi ini sudah berlalu," ujarnya saat memberikan sambutan pada acara Prospek Ekonomi Indonesia 2015 di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2014).
Tantangan kedua yaitu akan datangnya angin dari depan (head wind) yang harus dihadapi Indonesia. Ini berkaitan dengan ekonomi global yang memburuk dan perekonomian dunia saat ini bergantung pada ekonomi Amerika.
Sementara itu, perekonomian Eropa juga masih belum mengalami perbaikan sepenuhnya disertai dengan melambatnya perekonomian China.
Perlambatan ini berdampak pada tekanan pada harga komoditas dan akan mempengaruhi perekonomian Indonesia yang mengandalkan ekspor komoditas.
"Angin dari depan sedang berhembus menghadang kita. Semua bergantung amerika. Mesin lain sedang macet, seperti macet di Eropa, mesin macet Amerika Latin dan Afrika. Ada juga mesin yang lagi direparasi seperti China dan Jepang," lanjutnya.
Menurutnya, saat ini perekonomian Amerika yang relatif lebih baik. Sementara itu, perekonomian Eropa dan Jepang berada dalam posisi yang lebih buruk dari perkiraan.
Hal ini semakin diperburuk dengan kebijakan bank sentral Amerika yang akan membuat pelonggaran moneter seperti quantitaif easing dan penghentian pembelian surat berharga negara.
"Kemudian bank sentral Eropa melakukan pelonggaran moneter luar biasa. Akibatnya negara berkembang akan tumbuh di bawah rata rata 5 tahun belakang. Hampir semua negara seperti China, Brazil dan Indonesia," katanya.
Dan tantangan ketiga yaitu adanya angin dari samping atau cross wind. Namun hal ini masih bisa dicegah bila pemerintah mampu mengambil kebijakan secara tepat sehingga tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk terhadap perekonomian Indonesia.
"Maka harus ada antisipasi, baik dengan kebijakan stabilisasi, maupun tranformasi secara strusktural. Iniperlu diantisipasi lebih dini dengan seluruh perangkat penanganan krisis yang sudah harus dilakukan. Terutama tantangannya masih sama dimana Indonesia mengalami twin defisit di tengah kontraksi ekonomi," tandasnya. (Dny/Gdn)
Ini Tantangan Ekonomi RI Era Jokowi
Perlambatan ekonomi di Amerika, Eropa, Jepang dan China akan sangat berdampak kepada Indonesia.
diperbarui 17 Okt 2014, 19:24 WIBIlustrasi pertumbuhan Ekonomi
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Harga Kripto Hari Ini 23 Desember 2024: Bitcoin Cs Betah di Zona Merah
Tips Menurunkan Tensi Tinggi: Panduan Lengkap untuk Hidup Sehat
Apa Tujuan Dibentuknya ASEAN: Sejarah, Prinsip, dan Manfaatnya
Mercedes-Benz GLB 2026 Versi EV dan ICE Terungkap Sedang Diuji Coba di Jalanan
Qatar Buka Kembali Kedubesnya di Suriah Pasca Rezim Assad Tumbang
Gunung Semeru Erupsi Lagi Senin Pagi 23 Desember 2024, Semburkan Abu Vulkanik 1.000 Meter
Tips Merebus Telur Setengah Matang: Panduan Lengkap untuk Hasil Sempurna
Arti Mimpi Ular Hitam: Simbol Transformasi atau Peringatan?
Ramalan Cinta Setiap Zodiak di Tahun 2025, Part 2
Underpass Joglo di Surakarta Bakal Rampung Akhir Desember 2024
Catat, Pendakian Gunung Gede Pangrango Ditutup Mulai 25 Desember 2024
Mantan Gelandang Manchester United Diklaim Tidak Cocok Gantikan Rodri, Legenda Man City Angkat Bicara