Liputan6.com, Jakarta - Komite Ekonomi Nasional (KEN) menilai pertemuan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mampu menjadi sentimen penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini.
Wakil Ketua KEN Raden Pardede mengatakan, pasar keuangan di Indonesia perlu disokong kondisi faktor dari dalam maupun luar negeri, termasuk iklim politik.
"Itu sentimen karena investor sangat senang melihat bos-bos (Jokowi-Prabowo) damai, kelompok elit politik harus bersatu," ungkap dia usai menghadiri Prospek Ekonomi Indonesia 2015 di Jakarta, Jumat (17/10/2014).
Terpisah, Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menilai penguatan rupiah terhadap dolar AS merupakan respons pasar atas perkembangan politik di Tanah Air.
"Kan ada pertemuan Jokowi dan Prabowo hari ini. Jadi ada pandangan kondisi politik kita mulai cair dari yang tadinya lumayan tegang, sehingga rupiah menguat," jelas dia.
Sementara data valuta asing (valas) Bloomberg, justru mencatat nilai tukar rupiah menguat tipis. Sementara pada penutupan perdagangan saham hari ini, IHSG naik 77,33 poin atau 1,56 persen menjadi 5.028,94.(Fik/Nrm)