Menanti Tren Positif IHSG di Awal Era Jokowi

Kalangan analis menanggapi beragam sentimen pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Senin 20 Oktober 2014 terhadap IHSG.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Okt 2014, 12:45 WIB
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Pelantikan Presiden-Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang dilakukan pada Senin 20 Oktober 2014 akan memberikan sentimen terhadap gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di awal pekan.

Sejumlah analis menanggapi beragam pelantikan Jokowi-JK terhadap gerak IHSG. Laju IHSG diperkirakan masih melanjutkan penguatan di awal pekan. Euforia pelaku pasar terhadap pelantikan Jokowi-JK akan berdampak positif ke bursa saham.

"IHSG masih melanjutkan penguatan pada pekan depan. Euforia masyarakat terhadap pelantikan Jokowi memberikan pengaruh," ujar pengamat pasar modal Alfred Nainggolan, saat dihubungi Liputan6.com.

Hal senada dikatakan, Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo. Menurut Satrio, Jokowi Effect mungkin saja dapat terulang kembali di pasar. Euforia investor lokal diharapkan dapat mendukung gerak IHSG. Bila investor lokal tetap mempertahankan aksi belinya maka penguatan indeks saham diperkirakan dapat berlanjut dalam 2-3 hari.

Namun, Satrio mengingatkan, penguatan IHSG kemungkinan tidak bertahan lama. Hal itu mengingat aksi jual investor asing yang terus terjadi di bursa saham.  Selama dua pekan ini, investor asing telah melakukan aksi jual sekitar Rp 3,47 triliun.

Pada Senin 20 Oktober, Satrio memperkirakan, IHSG akan bergerak di kisaran resistance 5.045-5.050 dan support 5.000. "Bursa saham masih tergantung dari aliran dana asing. Apakah mereka melakukan net buy dan net sell. Selama berita regional positif maka aliran dana asing bisa berbalik arah," ujar Satrio.

Kepala Riset PT Mandiri Sekuritas, John Rachmat menuturkan, pertemuan Jokowi dengan mantan pesaingnya Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2014 memberikan sentimen positif dari sisi politik Indonesia. Selain itu, PPP yang akan pindah ke Koalisi Indonesia Hebat juga merupakan perkembangan positif meski lebih minor.

Pertemuan Prabowo-Jokowi ini pun direspons positif oleh pelaku pasar. Lihat saja penutupan IHSG pada Jumat 17 Oktober 2014. IHSG naik 77 poin ke level 5.028. John mengatakan, penguatan indeks saham ini pun akan berlanjut di awal pekan didorong sentimen pelantikan Jokowi-JK.

"Selain itu, pengumuman anggota kabinet dengan asumsi menteri-menteri yang dipilih diterima pasar sebagai tokoh kompeten, profesional dan berintegritas tinggi juga mendorong kenaikan IHSG. Ditambah kenaikan harga BBM bersubsidi pada November 2014," ujar John.

Sentimen Global Jadi Kekhawatiran

Meski demikian, sentimen global menjadi kekhawatiran. John menuturkan, pasar saham Amerika Serikat (AS) sejak pertengahan September 2014 telah mengalami tekanan jual. Ia mencontohkan, indeks saham S&P 500 telah turun 7,3 persen dari level tertinggi di kisaran 2.011,36 pada 18 September 2014.

John menuturkan, ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dari sentimen global yaitu musim laporan keuangan kuartal III 2014 dan pemilihan umum mid term pada 4 November di AS.

"Bila sampai di akhir pekan pertama November, pasar saham AS tidak mengalami crash lebih lanjut, maka IHSG sudah clear untuk apresiasi dengan kuat kembali," kata John.

Sedangkan Satrio menilai, harga BBM bersubsidi naik dapat memberikan tekanan ke bursa saham dalam jangka pendek. Oleh karena itu, ia memperkirakan Jokowi Effect tak bertahan lama. "Kalau dilihat regional bagus namun tak bisa yakin ini bertahan lama. Apalagi harga BBM akan naik," tutur Satrio.


Pasar Sudah Antisipasi Pelantikan Jokowi-JK

Pasar Sudah Antisipasi Pelantikan Jokowi-JK

Sementara itu, Kepala Riset PT Bahana Securities, Harry Su menuturkan, pelaku pasar sudah mengantisipasi pelantikan Jokowi-JK sehingga indeks saham tidak terlalu naik signifikan. Menurut Harry, IHSG akan naik signifikan bila ada kejutan dalam susunan kabinet Jokowi-JK.

"IHSG sudah terprice-in. Kecuali kalau ada kejutan Sri Mulyani misalnya," kata Harry.

Harry menambahkan, laju IHSG akan dipengaruhi sentimen terutama dari domestik dan global. Perlambatan ekonomi global akan menjadi fokus perhatian pelaku pasar. Namun ia optimistis, IHSG masih dapat melaju kencang di 2015.

Sementara itu, Satrio memperkirakan, IHSG akan bergerak di kisaran lebar pada akhir 2014. IHSG dapat saja tembus di kisaran 5.200-5.600. Hal itu dipengaruhi sentimen pemilihan menteri di kabibet Jokowi-JK, mengurangi subsidi energi, dan sentimen global.

Menurut Satrio, pelaku pasar berharap susunan kabinet Jokowi-JK dapat diisi oleh orang profesional dan berkarakter baik. "Kalau pemimpimnya baik, namun kabinetnya tidak baik maka kemungkinan untuk baik jadi susah," kata Satrio. Oleh karena itu, IHSG masih ada kemungkinan tertekan tergantung dari realisasi pemilihan menteri di kabinet dan program-program Jokowi-JK.

"IHSG bisa saja jatuh ke level 4.000-4.200 pada akhir tahun," kata Satrio.

IHSG telah naik 17,66 persen secara year to date ke level 5.028 pada Jumat 17 Oktober 2014. Penguatan IHSG sepanjang 2014 ini ditopang oleh sektor saham properti dan konstruksi naik 36,7 persen. Lalu ditopang dari sektor saham keuangan 27,85 persen dan sektor saham infrastruktur sebesar 23,34 persen.

Pelaksanaan pemilihan umum 2014 yang berjalan lancar dan fundamental ekonomi masih cukup baik hingga kini juga telah menarik investor dana asing ke pasar modal.

Aliran dana investor asing ke pasar modal mencapai Rp 42,35 triliun. Namun investor asing cenderung melakukan aksi jual jelang akhir kuartal III 2014 seiring data ekonomi AS relatif membaik dan rencana bank sentral AS menaikkan suku bunga acuannya. (Ahm/)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya