Tantangan Energi di Era Jokowi-JK

Pemerintah baru mendapat tantangan besar di sektor energi dan sumber daya mineral untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Okt 2014, 13:07 WIB
Presiden Terpilih Joko Widodo mengepalkan tangannya usai membacakan pidatonya saat pelantikan di Senayan, Jakarta, Senin (20/10/2014) (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah baru di bawah kepemimpinan presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mendapat tantangan besar di sektor energi dan sumber daya mineral terutama terkait kelistrikan, migas, Energi Baru Terbarukan Koservasi Energi (EBTKE) mineral dan batu bara.

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo mengungkapkan, tantangan di sektor kelistrikan pemerintah baru adalah  menyediakan membangun pembangkit baru sekitar 6 ribu-10 ribu Mega Watt (MW) per tahun sampai 2025.

Hal tersebut dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memenuhi kebutuhan pertumbuhan penduduk 1,1 persen per tahun.

"Termasuk juga pemanfaatan sumber energi yang pas berdasarkan kebijakan energi," kata Susilo, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (20/10/2014).

Suslilo melanjutkan, tantangan sektor mineral dan batu bara adalah melanjutkan renegosiasi kontrak, amandemen semua kontrak dan melanjutkan pembangunan hilirisasi. "Pengelolaan IUP bermasalah. Semua sudah kita siapkan tinggal laksanakan lanjutkan," tuturnya.

Ia menambahkan, di sektor EBTKE  adalah pemanfaatan biodisel, minyak kelapa sawit/ Crude Palm Oil (CPO), pengembangan pembangkit listrik terpencil.

Sedangkan untuuk migas adalah pembangunan kilang, untuk mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan memperkuat ketahanan energi nasional. Selain itu, pemerintah baru juga harus mengurangi subsidi BBM.

"Melaksanakan kebijakan nasional gas. Terutama pembangunan infrastruktur. Penyiapan suplai dan permintaan yang benar," pungkasnya. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya