Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam (Persero) Tbk/PTBA melalui anak usahanya PT Bukit Multi Investama mengakuisisi 100 persen saham perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Bumi Sawindo Permai.
Di lahan perkebunan yang diakuisisi itu terdapat cadangan batu bara sebesar 580 juta ton dari total cadangan sebesar 1,99 miliar ton yang dimiliki perusahaan BUMN ini. Sekretaris perusahaan PT Bukit Asam Tbk, Joko Pramono menuturkan, anggaran yang dikeluarkan untuk akuisisi mencapai Rp 861 miliar.
Advertisement
"Dana akusisi berasal dari pinjaman perbankan," ujar Joko, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (21/10/2014).
Joko menuturkan, keberadaan perkebunan itu merupakan sinergi positif dan strategis untuk pengembangan grup usaha PTBA secara berkelanjutan terutama memenuhi pemenuhan pasokan kebutuhan batu bara bagi PLTU Mulut Tambang, yang sedang dalam persiapan pembangunan. Selain itu, proyek-proyek PLTU Mulut Tambang berikutnya.
Di antara PLTU Mulut Tambang yang batu bara dipersiapkan dari lahan perkebunan itu adalah PLTU Banko Tengah 2x620 MW (Sumsel 8) yang akan dibangun anak perusahaan Bukit Asam, PT Huadian Bukit Asam Power yang dijadwalkan beroperasi pada 2017-2018.
PLTU yang dipersiapkan memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Sumatra dan Jawa akan menyerap batu bara skeitar 5,4 juta ton per tahun, atau sekitar 150 juta ton untuk kontrak pasokan selama 25 tahun.
"Kontrak pasokan dengan PLTU Sumsel 8 merupakan bagian dari total 574 ton kontrak pasokan jangka panjang PTBA," ujar Joko.
Perusahaan yang diakusisi memiliki luas lahan 8.346 hektar (ha) berstatus Hak Guna Usaha (HGU), yang merupakan bagian dari wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PTBA di area Banko, Tanjung Enim Sumatera Selatan.
Dalam lahan itu memiliki hak guna bangunan (HGB) seluas 34,6 hektar yang di antaranya berupa pabrik pengolahan sawit berkapasitas 45 ton per jam tandan buah segar, dan pembangkit listrik milik sendiri berbahan bakar limbah kelapa sawit berkapasitas 5 MW untuk menunjang kebutuhan operasional pabrik. (Ahm/)