Liputan6.com, Los Angeles Perkembangan film animasi di seluruh dunia memang selalu menarik untuk diikuti. Terlebih lagi, jika tema serta desain karakter yang ditampilkannya memiliki keunikan dibandingkan judul-judul lain. Salah satunya adalah The Book of Life yang baru saja tayang di bioskop Tanah Air.
Disutradarai oleh Jorge Gutierrez yang memiliki darah Meksiko, film ini memiliki nuansa ala Amerika Latin yang sangat kental. Meskipun tema yang diangkat lebih cocok untuk remaja, namun film ini masih aman jika disaksikan oleh anak-anak.
Advertisement
Adegan film dibuka dengan rombongan anak-anak yang mengunjungi sebuah museum bersama pemandu wanita bernama Mary Beth (Christina Applegate). Mereka lalu digiring ke dalam sebuah bangunan kuno tersembunyi di dalam museum dan bertemu dengan seorang kakek tua.
Di situlah rombongan anak-anak tersebut mendengarkan sebuah legenda, mitos, sekaligus cerita rakyat Meksiko dari Mary Beth yang juga ditunjukkan melalui sebuah `Book of Life` (Buku Kehidupan).
Kisah tersebut bertempat di San Angel dan melibatkan La Catrina (Kate del Castillo), penguasa Land of the Remembered, tempat para arwah hidup selama masih ada manusia di dunia yang mengingat mereka. La Catrina memiliki kekasih bernama Xibalba (Ron Perlman), penguasa Land of the Forgotten, tempat para arwah dari manusia yang dilupakan di atas dunia.
Keduanya lalu bertaruh saat mengunjungi manusia di festival `Day of the Dead`. Mereka menunjuk tiga orang sahabat kecil yang salah satunya adalah perempuan. La Catrina yang juga dipanggil La Muerte itu, melakukan taruhan bersama Xibalba dengan memilih salah satu dari dua anak laki-laki yang akan menikahi anak perempuan bernama Maria (Zoe Saldana) itu setelah dewasa nanti.
La Muerte memilih Manolo (Diego Luna), sementara Xibalba tertarik dengan Joaquin (Channing Tatum) namun ia tidak bertindak adil. Seiring berjalannya waktu, keduanya menjadi orang dewasa. Manolo menjadi matador atas paksaan ayahnya, sementara Joaquin berlatih sebagai tentara agar bisa mengalahkan Chakal, salah satu bandit paling kejam yang pernah menyerbu kotanya.
Kisah cinta pun semakin memanas karena Joaquin mendapat restu dari ayah Maria yang merupakan seorang Jenderal. Mereka lalu bersaing untuk merebut hati Maria, hingga suatu malam Manolo terpaksa harus terlempar ke Land of the Remembered karena menjadi korban kelicikan salah satu pihak.
Meski harus mengalami berbagai rintangan, akhirnya permasalahan pun dengan cepat teratasi oleh Manolo. Terutama setelah Chakal kembali menyerbu kotanya, Manolo yang sempat tidak dianggap oleh penduduk kota pun langsung mendapat simpati dan menjalani kehidupan selanjutnya dengan bahagia.
Melihat keseluruhan filmnya, The Book of Life memang masih kalah istimewa jika dibandingkan dengan film-film animasi garapan Pixar atau Disney. Namun, unsur humor yang ditampilkannya memiliki keunikan tersendiri mulai dari lagu, slapstick, hingga lelucon yang terlontar dari mulut para pengisi suara.
Banyak nilai-nilai persahabatan yang ditanamkan serta himbauan untuk saling berbagi melalui film ini. Bahkan di tengah-tengah adegan laga, dihadirkan juga pesan-pesan tersebut dengan cara yang cukup unik dan menarik.
Melihat tampilan visualnya, The Book of Life memiliki kekuatan pada lokasi serta desain karakter yang sangat mirip dengan boneka kayu. Salah satu keindahan visual terpampang jelas saat Land of the Remembered diperlihatkan.
Film ini memang berusaha untuk meremajakan cerita rakyat Meksiko dengan sentuhan modern yang kadang membuat kita terbahak-bahak. Namun begitu, terdapat beberapa lelucon yang berlebihan dan terkesan garing. Untungnya, unsur drama serta kehangatan kasih keluarga dan persahabatan di dalamnya mampu menjadi kekuatan tersendiri.
Sehingga, ada baiknya jika The Book of Life menjadi pilihan di akhir pekan nanti. Film ini sudah hadir di bioskop Tanah Air terdekat kota Anda. Menyaksikannya bersama keluarga tercinta pun mampu menambah kehangatan tersendiri.(Rul/Feb)