Liputan6.com, Piraeus: Menilik klasemen grup A Liga Champions unik. Betapa tidak, empat kontestan di grup tersebut sama-sama mengemas poin tiga dari dua laga yang telah dimainkan. Penentuan siapa tim yang berhak di posisi lebih tinggi ditentukan lewat selisih gol.
La Vecchia Signora yang duduk di posisi dua cukup diuntungkan dari posisi tersebut. Juventus berpeluang besar menggeser Atletico bila mampu mencuri poin penuh ketika bertandang ke Negeri Seribu Dewa, Yunani untuk menghadapi Olympiacos, Rabu (23/10/2014) atau Kamis dinihari WIB. Di atas kertas, Juventus jelas diunggulkan memetik kemenangan ketika menjumpai tim juru kunci grup A itu.
Advertisement
Setelah 11 tahun, kedua kubu kembali dipertemukan. Pada 10 Desember 2003, Si Nyonya Tua menggulung Olympiacos dengan skor telak tujuh gol tanpa balas di fase penyisihan grup. Itu menjadi kemenangan terbesar Juventus di kancah Eropa sekaligus menjadi kekalahan terbesar Olympiacos di kompetisi elite antarklub Eropa itu.
Kendati prediksi menjagokan Juventus, pelatih Olympiacos, Michel menolak pasrah. Dia tidak ingin timnya kalah sebelum berperang. Musim lalu, Olympiacos sukses menembus 16 besar. Langkah mereka dihentikan Manchester United.
Pelajaran yang didapat musim lalu menjadi modal berharga Olympiacos menantang Juventus. "Kami tahu bagaimana taktik menghadapi Juventus. Musim lalu membuktikan, kami mampu melakukannya," kata sang pelatih dilansir dari Football Italia.
"Besok kami harus memutuskan, apakah kami mampu mencapai standar di turnamen ini. Kami respek dengan Juventus, tetapi ingin tetap bertahan di turnamen ini. Kami merasa tersanjung, orang-orang berbicara tentang kami di luar Yunani," sambungnya.
Psywar untuk melemahkan kubu tamu pun langsung ditebar Michel jelang pertandingan di Stadio Georgios Karaiskaki. Formasi 3-5-2 menurut sang arsitek bakal menjadi senjata ampuh untuk mempermalukan Gianluigi Buffon dkk. Michel mengaku tahu 'jeroan' kekuatan Juventus termasuk ketika bertahan dan menyerang.
"Juventus di era Antonio Conte pasti berbeda, tapi saya memandang mereka kini lebih lemah di bawah Allegri. Tapi bagaimanapun kedua pelatih tidak bisa dibandingkan."
Perang urat syaraf yang dilontarkan Michel sah-sah saja, terutama untuk memompa semangat bertanding tim. Namun perlu diingat, secara keseluruhan, secara head-to-head Juventus masih unggul dari Olympiacos.
Dalam empat pertemuan terakhir, termasuk di Yunani, Juventus belum pernah kalah. 2 kali imbang dan 2 kali menang. Rekor Juventus bertemu tim asal Yunani pun terbilang bagus dengan 12 kemenangan, 4 kali imbang dan 4 kali kalah.
Namun kepercayaan Juventus baru saja sedikit goyah pascahasil imbang 1-1 kontra tim asal promosi, Sassuolo di kancah Serie A."Kami memang mengalami langkah mundur, tapi kami siap kembali ke jalur yang benar," ujar bek Juventus Leonardo Bonucci di Skysports.
"Sekarang, kami menghadapi Liga Champions. Saya pikir, ini menjadi momentum tepat buat kami untuk bangkit. Kami akan ke Yunani dengan rasa lapar berlebih," kata Bonucci.
Pelatih Juventus, Masimilliano Allegri pun angkat topi buat Michel; terutama jerih payahnya menularkan sepakbola Spanyol ke Yunani yang menitikberatkan penguasaan bola dan umpan-umpan pendek.
"Besok (hari ini) sangat penting, tetapi tidak menentukan. Kami akan bertemu dua pekan lagi di Turin. Ini membuat kami memiliki kesempatan mendapatkan poin di dua laga ini. Kami sangat termotivasi dan tidak boleh ada kesalahan."