Tantowi Yahya: Dalam Politik, Perkawanan Harus Tetap Dijaga

Tantowi Yahya sangat memujikan langkah Aburizal Bakrie dan Prabowo Subianto yang bertemu dengan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi).

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 23 Okt 2014, 06:14 WIB
Tantowi Yahya (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Isu akan adanya penjegalan saat pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla tidfak terbukti. Hal ini menurut Juru Bicara Koalisi Merah Putih (KMP) Tantowi Yahya membuktikan bahwa soal adanya penjegalan itu tidak datang dari KMP.

"Tidak adalah politisi KMP yang pernah berniat, apalagi terucap. Tapi ini kan ungkapan yang dipergunakan oleh media yang mengambil ucapan dari beberapa kelompok yang memang selalu ingin menghadap-hadapkan KMP dengan rakyat, atau KMP dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH)," jelas Tantowi dalam perbincangan dengan Liputan6.com, Rabu 22 Oktober 2014.

Tantowi menegaskan, pihaknya tetap yakin bahwa anggota MPR dari KMP juga rakyat Indonesia yang terikat pada fatsun politik, yang terikat pada janji untuk mensukseskan semua agenda-agenda politik bangsa.

"Termasuk yang paling penting itu untuk saat ini adalah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Dan buktinya adalah rakyat sudah melihat bahwa kekhawatiran itu sangat tidak berdasar," imbuh dia.

Ketua DPP Partai Golkar ini melihat politik di Indonesia sebenarnya cair, karena hanya dengan begitu bisa melakukan komunikasi. "Apabila kita menutup keran komunikasi, kita musuhan seumur hidup, maka tidak akan tercapailah yang namanya deal-deal politik. Tidak tercapailah yang namanya kompromi-kompromi," ujar dia.

Karena itu dia sangat memujikan langkah Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang bertemu dengan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi).

"Apa yang dipertontonkan Pak Aburizal Bakrie dan Pak Prabowo itu adalah kematangan dalam berpolitik. Bahwa dalam politik perkawanan itu harus tetap dijaga. Apalagi kalau perkawanan itu sudah sampai pada level persahabatan. Tetap harus kita pupuk. Nah tapi sikap politik harus tetap berbeda. Itulah yang membuat proses checks and balances," jelas Tantowi.

Kendati demikian, dia membantah kalau hal itu merupakan gambaran bahwa KMP mulai melunak terhadap KIH. "Melunak itu mungkin kata yang terlalu apa namanya, terlalu dini untuk dipergunakan. Yang jelas itu kalau saya lihat bahwa kita bersahabat. Semua kita di DPR itu baik KMP maupun KIH itu teman, sahabat," tegas Tantowi.

Dia menjelaskan, prinsip dari bekerja di DPR itu adalah kolektif kolegial. Tidak ada satu produk politik dari DPR itu yang bisa dihasilkan tanpa kerja sama dan tanpa merangkul pihak lainnya.

"Jadi akan sulit bagi KMP untuk menggolkan amandemen suatu undang-undang, atau membuat undang-undang baru tanpa didukung oleh seluruh teman. Termasuk teman-teman dari KIH. Tapi kita kan juga dalam rangka mendukung sistem presidensial yang baik, artinya pemerintahan yang baik itu harus juga diimbangi oleh kekuatan penyeimbang yang baik dan kuat pula," tegas Tantowi.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya